ECONOMICS

BI Optimistis Ekonomi RI Tumbuh dan Inflasi Rendah, Suku Bunga Berpeluang Turun Lagi

Anggie Ariesta 22/01/2025 11:12 WIB

BI optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 lebih baik dari 2024 dan terus didorong hingga 5,5 persen dengan inflasi rendah.

BI Optimistis Ekonomi RI Tumbuh dan Inflasi Rendah, Suku Bunga Berpeluang Turun Lagi. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo bersama jajaran Dewan Gubernur optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 lebih baik dari 2024 dan terus didorong hingga 5,5 persen.

Optimisme itu sejalan dengan arah kebijakan Presiden Prabowo Subianto yang menginginkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tinggi selama 5 tahun ke depan.

"Pertumbuhan (ekonomi) kami perkirakan antara 4,7 sampai 5,5 persen dan akan naik di tahun depan 4,8 sampai 5,6 persen. Pertumbuhan akan naik dalam dua tahun ini dan terus akan naik ke lebih tinggi ke tahun-tahun depan," ujar Perry dalam acara Peluncuran Laporan Perekonomian Indonesia (LPI) 2024, Rabu (22/1/2025).

BI juga optimistis inflasi Indonesia akan terkendali di 2,5 plus minus 1 persen. Begitu pun rupiah yang akan dijaga stabil sehingga bisa mendorong pertumbuhan kredit.

"Rupiah akan kami jaga stabil supaya ekonomi kita terus tumbuh dan kredit kami dorong bisa tumbuh antara 11 sampai 13 persen dan digitalisasi ekonomi kita akan terus berlanjut," tutur Perry.

Untuk itu, Perry menegaskan, Bank Indonesia akan terus mencari ruang untuk menurunkan suku bunga acuan BI Rate ke depan, setelah pada Januari 2025 memangkas suku bunga acuan tersebut sebesar 25 basis points (bps) menjadi di level 5,75 persen.

"Karena kami yakin inflasi rendah dan kami perlu ikut dorong pertumbuhan ekonomi, kami terus cermati ruang gerak bagaimana penurunan suku bunga untuk melihat dinamika data dependen yang ada," kata dia.

Meski begitu, Perry memastikan BI juga akan terus fokus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah ke depan melalui kebijakan moneter.

"Kami terus jaga stabilitas nilai tukar rupiah, kami terus tingkatkan likuiditas bagi perbankan untuk salurkan kredit termasuk kebijakan makroprudensial yang disalurkan ke sektor-sektor prioritas," ujarnya.

Seperti diketahui, BI telah menyalurkan insentif likuiditas kepada perbankan sebesar Rp295 triliun dan diarahkan ke sektor-sektor yang menciptakan lapangan kerja.

(Febrina Ratna Iskana)

SHARE