ECONOMICS

BI Rate Turun Jadi 5,25 Persen, BI Sebut Ruang Penurunan Suku Bunga Lanjutan Masih Terbuka

Anggie Ariesta 16/07/2025 15:22 WIB

Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan BI Rate menjadi 5,25 persen dalam RDG yang diselenggarakan pada 15-16 Juli 2025. 

Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan BI Rate menjadi 5,25 persen dalam RDG yang diselenggarakan pada 15-16 Juli 2025. (Foto: iNews Media Group)

IDXChannel - Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan BI Rate menjadi 5,25 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang diselenggarakan pada 15-16 Juli 2025. 

Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan, bank sentral menurunkan BI Rate untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, termasuk mendorong kredit perbankan. Dia menilai ruang penurunan lebih lanjut masih terbuka.

"Kami (sudah) turunkan suku bunga, bahkan masih ada ruang penurunan suku bunga (lebih lanjut)," katanya dalam pengumuman RDG BI secara virtual, Rabu (16/7/2025).

Perry menjelaskan, keputusan BI menurunkan suku bunga seiring makin rendahnya prakiraan inflasi tahun 2025 dan 2026 yang berada dalam sasaran 2,5 persen ±1 persen. Selain itu, keputusan ini juga didukung oleh terjaganya stabilitas nilai tukar Rupiah sesuai fundamentalnya, serta adanya kebutuhan untuk terus mendorong pertumbuhan ekonomi.

"Ke depan, Bank Indonesia akan terus mencermati ruang penurunan suku bunga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dengan tetap mempertahankan stabilitas nilai tukar rupiah dan pencapaian sasaran inflasi sesuai dengan dinamika yang terjadi pada perekonomian global dan domestik," kata Perry.

"Mengenai timing (waktu) dan besarannya, tentu saja akan kami sesuaikan dengan dinamika perekonomian global dan domestik," katanya.

Dalam RDG BI Juli 2025, BI memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan BI Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,25 persen.  Sejalan dengan itu, suku bunga Deposit Facility juga dipangkas 25 bps menjadi 4,50 persen, dan suku bunga Lending Facility turun 25 bps menjadi 6,00 persen.

Perry menambahkan kebijakan makroprudensial akomodatif akan terus dioptimalkan dengan berbagai strategi untuk meningkatkan kredit dan pembiayaan, menurunkan suku bunga, dan fleksibilitas pengelolaan likuiditas perbankan guna mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Penurunan suku bunga ini, kata dia, juga mempertimbangkan peningkatan ketidakpastian ekonomi global pascapengumuman kenaikan tarif efektif resiprokal Amerika Serikat (AS) ke beberapa negara maju dan berkembang.

>

(Rahmat Fiansyah)

SHARE