ECONOMICS

BI Sebut Ekonomi Global Perlu Diwaspadai Indonesia: Tekanan Inflasi Negara Maju Masih Tinggi

Michelle Natalia 11/09/2023 09:33 WIB

Tekanan inflasi negara maju masih tinggi, dipengaruhi oleh perekonomian yang kuat dan pasar tenaga kerja yang ketat

BI Sebut Ekonomi Global Perlu Diwaspadai Indonesia: Tekanan Inflasi Negara Maju Masih Tinggi (FOTO:MNC Media)

IDXChannel - Bank Indonesia menjelaskan sejumlah kondisi ekonomi global yang perlu diwaspadai Indonesia. 

Pertama, ketidakpastian perekonomian global kembali meningkat. Pergeseran komposisi pertumbuhan ekonomi global 2023 semakin kuat, meskipun secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi global sama dengan prakiraan sebelumnya di 2,7%.

"Di satu sisi, pertumbuhan ekonomi China lebih rendah akibat keyakinan pelaku ekonomi yang melemah, serta utang rumah tangga yang tinggi sehingga menurunkan konsumsi dan kinerja properti yang turun, yang kemudian berdampak pada investasi," ujar Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI), Erwindo Kolopaking dalam pelatihan wartawan Bank Indonesia (BI) di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (9/9/2023). 

Tak hanya itu, ekonomi Eropa juga melemah dipicu oleh dampak eskalasi ketegangan geopolitik Rusia dan Ukraina. Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) lebih baik dari prakiraan semula. 

"Ini dipengaruhi oleh konsumsi yang membaik, ditopang kenaikan upah dan pemanfaatan tabungan yang tinggi (excess saving)," tambah Erwindo. 

Erwindo juga mengingatkan bahwa tekanan inflasi negara maju masih tinggi, dipengaruhi oleh perekonomian yang kuat dan pasar tenaga kerja yang ketat, sedangkan inflasi di negara berkembang telah menurun.

"Hal ini diperkirakan mendorong berlanjutnya kenaikan suku bunga kebijakan moneter di negara maju, termasuk Fed Funds Rate (FFR) AS," kata Erwindo. 

Masalah lainnya adalah ketidakpastian pasar keuangan global juga meningkat. Aliran modal ke negara berkembang lebih selektif dan tekanan nilai tukar negara berkembang meningkat.

Erwindo menyampaikan, berbagai perkembangan terkini perekonomian global semakin menaikkan ketidakpastian pasar keuangan global dan mendorong aliran modal ke negara berkembang lebih selektif. 

"Tekanan nilai tukar di negara berkembang meningkat, sehingga memerlukan penguatan respon kebijakan untuk memitigasi risiko rambatan global tersebut, termasuk di Indonesia," pungkasnya. 

(SAN)

SHARE