Biaya Kereta Cepat Bengkak Rp18,2 Triliun, Jokowi: Kita Harus Pro Transportasi Massal
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menanggapi adanya pembengkakan biaya pembangunan Kereta Cepat Jakarta - Bandung (KCJB).
IDXChannel - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menanggapi adanya pembengkakan biaya pembangunan Kereta Cepat Jakarta - Bandung (KCJB). Hasil audit BPKP, pembengkakan biaya ditaksir senilai USD1,2 miliar atau Rp18,2 triliun.
Meski demikian, Jokowi mengatakan, pemerintah perlu tetap memprioritaskan pembangunan infrastruktur transportasi umum. Tujuannya agar mengurangi emisi yang dihasilkan dari kendaraan pribadi
"Kita harus pro terhadap transportasi massal, bukan kendaraan pribadi. Tapi harus pro terhadap transportasi massal, sehingga yang namanya MRT, LRT, kereta api, KCIC itu menjadi sebuah keharusan bagi kota besar," ujar Jokowi di sela kunjungan pada pembukaan IIMS, Rabu (15/2/2023).
Jokowi menjelaskan, keberpihakan pemerintah dalam membangun moda transportasi ini diharapkan dapat menciptakan moda transportasi yang terintegrasi, sehingga akses masyarakat menggunakan transportasi umum menjadi lebih mudah.
"Agar moda transportasi terintegrasi di dalam kota maupun dari kota ke kota, sehingga orang tidak cenderung kepada kendaraan pribadi," tegas Jokowi.
Sebelumnya, Corporate Secretary PT Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC) Rahadian Ratry mengatakan, salah satu yang menjadi penyebab membengkaknya biaya pembangunan KCIC adalah cost overrun terkait frekuensi GSMR.
Dia menjelaskan, awalnya dalam feasibility study atau studi kelayakan projek KCJB memang diasumsikan frekuensi GSMR disediakan secara gratis oleh pemerintah, seperti yang berjalan di China.
Sementara kondisi di Indonesia, frekuensi GSMR sudah terpakai untuk industri telekomunikasi sejak tahun 1990-an.
"Sehingga, saat ini KCIC melakukan kerja sama sharing frekuensi dengan Telkomsel," katanya kepada MNC Portal beberapa hari lalu.
Sekedar informasi, proyek ini merupakan Kerja sama antara BUMN China dan Indonesia dengan nilai awal proyek Rp85,41 tirliun. Proyek tersebut masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) yang memiliki panjang trase 142,3 km, dengan tipe struktur elevated sepanjang 82,7 km dan sisanya berupa 13 tunnel dan subgrade.
Kereta Cepat Jakarta-Bandung ini nantinya memiliki empat stasiun perhentian di sepanjang lintasan, yaitu Stasiun Halim (Jakarta), Stasiun Karawang, Stasiun Padalarang, dan Stasiun Tegalluar (Bandung).
(FAY)