Bikin Pasar Anjlok di 2022, Bagaimana Pidato Jerome Powell di Jackson Hole Kali Ini?
Ahli ekonomi makro terkemuka dunia akan berkumpul untuk membahas sejumlah isu-isu ekonomi terbaru dalam forum Jackson Hole Symposium pada pekan ini.
IDXChannel - Ahli ekonomi makro terkemuka dunia akan berkumpul untuk membahas sejumlah isu-isu ekonomi terbaru dalam forum Jackson Hole Symposium pada pekan ini. Acara ini akan digelar pada 24 hingga 26 Agustus 2023 di Jackson Hole, Wyoming, Amerika Serikat (AS).
Gejolak ekonomi makro yang masih terjadi, terutama di negara-negara besar, menjadikan pertemuan ini penting untuk melihat arah para punggawa ekonomi dunia dalam merumuskan formula dan kebijakan.
Semua mata investor akan tertuju pada pidato Ketua bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell yang akan menjadi sinyal arah kebijakan bank sentral ke depan. Powell dikabarkan akan memberikan pidatonya pada Jumat mendatang (25/8).
Tema pertemuan Jackson Hole Symposium tahun ini bertajuk “Structural Shifts in the Global Economy”.
Meskipun tidak jelas, para ekonom berpendapat bahwa topik yang akan menjadi sorotan adalah apakah perekonomian AS akan kembali ke suku bunga rendah, dan suku bunga hipotek 2 persen dengan jangka waktu 30 tahun, seperti yang terjadi sebelum pandemi.
Bikin Pasar Anjlok
Pidato Powell di Jackson Hole selalu berdampak pada pasar keuangan. Tahun lalu, Powell mengklaim The Fed mungkin perlu memberikan kepedihan untuk menenangkan inflasi, bahkan dengan mengorbankan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi.
Pernyataan Powell langsung membuat tiga indeks utama Wall Street, yakni S&P 500, Nasdaq, dan Dow Jones Industrial Average turun tak lama setelah pidato Powell 2022.
Saham-saham AS anjlok pada hari Jumat, 26 Agustus 2022 menyusul pernyataan Powell bahwa bank sentral tidak akan mengakhiri perjuangannya melawan inflasi yang cepat dalam waktu dekat.
Di hari pasca pernyatan Powell, indeks Dow Jones ditutup turun 1.008 poin, atau 3 persen, S&P 500 turun 3,4 persen dan Nasdaq Composite ditutup 3,9 persen lebih rendah.
Dalam sepanjang minggu tersebut, Dow Jones telah turun 4,2 persen, S&P 500 dan Nasdaq Composite masing-masing turun 4 persen dan 4,4 persen.
Komentar Powell membebani investor yang mengartikan akan ada kenaikan suku bunga yang lebih agresif bagi ekonomi AS.
Pembicara lain pada acara tahun ini termasuk Presiden Bank Sentral Eropa (ECB), Christine Lagarde, yang juga akan berbicara pada Jumat.
“Powell dan kelompoknya akan bertemu pada saat inflasi masih lebih tinggi dari yang mereka inginkan, lapangan kerja lebih kuat dari yang mereka inginkan, dan perekonomian (setidaknya di AS) lebih panas dari yang mereka perkirakan. Saat ini, kepercayaan masyarakat terhadap bank sentral menjadi lebih lemah dari yang mereka harapkan,” kata Rich Sega, kepala strategi investasi global di Conning dikutip US News, Senin (21/8).
Sega juga memperkirakan sebagian besar diskusi dalam symposium tersebut akan mengarah pada semacam “resolusi konflik”, yang berupaya merekonsiliasi pandangan para peserta mengenai kondisi ekonomi yang dilematis ini.
Sebelumnya, The Fed menaikkan suku bunga pada Juli, dan juga membuka kemungkinan jeda pada pertemuan berikutnya di bulan September.
Sejak itu, data ekonomi AS memperkuat anggapan bahwa perekonomian masih tumbuh.
Sementara proyeksi Federal Reserve Bank of Atlanta memperkirakan pertumbuhan ekonomi AS akan sebesar 5,8 persen pada kuartal ketiga tahun ini.
Namun, hal ini menunjukkan perekonomian sedang mengalami percepatan dibandingkan perlambatan karena The Fed lebih memilih untuk menahan tekanan harga. (ADF)