Binar Tawarkan Pelatihan Digital 6 Bulan, Bisa Langsung Dapat Bekerja
Kebutuhan talenta digital di Indonesia masih menemukan gap yang cukup besar.
IDXChannel - Kebutuhan talenta digital di Indonesia masih menemukan gap yang cukup besar. Bahkan diperkirakan, jumlah SDM yang menguasai masalah digital ini hanya sanggup penuhi 10% dari kebutuhan yang ada.
CEO & Founder BINAR, Alamanda Shantika mengatakan, kedepanya permintaan talenta atau tenaga kerja di sektor digital bakal semakin banyak, hal itu selaras dengan perkembangan teknologi yang dewasa ini terus terjadi.
"Kalau kita ngomongin angka, jumlah talenta digital kita baru cukup memenuhi 10% dari total kebutuhan, jadi masih banyak opportunity untuk menjadi talenta digital," ujarnya dalam Market Create Up IDX Channel, Kamis (14/3/2024).
Alamanda menjelaskan, saat ini platform belajar online Binar Academy hadir dan siap untuk memenuhi gap kebutuhan talenta digital di Indonesia saat ini.
Binar sendiri merupakan platform Belajar UI/UX, Product Management, hingga Pemrograman melalui bootcamp online dan kelas online Binar Academy untuk tingkatkan hard skill & soft skill.
Bahkan menurutnya, Binar sendiri bukan hanya sekedar platform belajar online tapi juga platform pencari kerja. Sebab dikatakan Alamanda, rerata tamatan Binar Academy paling lama tunggu pekerjaan hingga 6 bulan.
Hal itu dikarenakan platform tersebut sudah terhubung dengan beberapa perusahaan yang membutuhkan talenta digital.
"Kita menyiapkan alumni kita selama 6 bulan bisa mendapatkan pekerjaan, jadi setelah student lulus itu hanya 2 bulan mereka bisa mendapatkan pekerjaan dan juga banyak student kita itu yang backgroundnya bukan dari IT," sambungnya.
Adapun metode belajar yang ditawarkan Binar Academy sendiri adalah full online, yang akan dibimbing langsung oleh 900 fasilitator. Dalam satu minggu terdapat 3 kali pertemuan virtual melalui zoom mulai dari jam 7 - 10 malam.
Adapun biaya yang ditawarkan sekitar Rp7-14 juta, untuk masa pembelajaran 3-6 bulan. Binar juga terbuka bagi siapapun, bahkan yang tidak memiliki background IT atau Programing sekalipun.
"Kita mendesain metodologi belajar dan kurikulum kita itu untuk orang yang awam programing, karena banyak juga student kita yang tidak punya background programing," pungkas Alamanda.
(SLF)