ECONOMICS

Bisnis Keluarga Disebut Berkontribusi 80 Persen ke PDB Dunia

Anggie Ariesta 07/06/2024 10:54 WIB

Family business atau bisnis keluarga berkontribusi pada lapangan kerja dan GDP atau Produk Domestik Bruto (PDB).

Bisnis Keluarga Disebut Berkontribusi 80 Persen ke PDB Dunia (foto anggie)

IDXChannel - Family Business Summit 2024 dengan tema Longetivity of Family Business Amid The Challenge of Continuous Disruption kembali digelar di Grand Hyatt Jakarta pada hari ini (7/6). 

Forum family business atau bisnis keluarga disebut salah satu hal yang paling penting di bisnis global.

Managing Partner of Helios Capital and Lecturer of Universitas Tarumanegara, Hadi Cahyadi mengatakan, family business atau bisnis keluarga berkontribusi pada lapangan kerja dan GDP atau Produk Domestik Bruto (PDB).

"Family business contribute employment and GDP. Di dunia itu 60% private sector disumbang oleh family business, dan 80% GDP dunia dipegang oleh, dikontribusi oleh family business," kata Hadi dalam sambutannya dalam Family Business Summit 2024, Jumat (7/6).

Menurut Hadi, family business memberikan kontribusi lapangan kerja sebesar 96,16%, berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) dan kontribusi 53,28% PDB Indonesia.

"Begitu besarnya, tetapi result kurang banyak di family business. Hari ini, ini adalah tiga kali kita, ini keempat kita melakukan seminar," ungkap Hadi.

Selain itu, Ketua Ikatan Alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tarumanagara yang pernah meluncurkan buku dengan judul 'Go Perpetuate: How to Beat the 3rd Generation Curse' ini mengungkapkan, begitu pentingnya tantangan dalam bisnis keluarga.

"Karena begitu pentingnya, ternyata ada challenge 30-13-3, hanya 30% family business yang bisa melewati generasi 1 ke generasi 2. Hanya 13% dari 2 ke 3. Dan sisanya cuma 3%. Begitu pentingnya, sehingga kami di Tarumanegara negara berkonsentrasi," jelas Hadi.

Dalam Family Business Summit 2024 dihadiri oleh Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Darmawan Junaidi; Chairman of Tarumanagara Foundation, Ariawan Gunadi; Lecturer of Japan University of Economics Toshio Goto, serta konglomerat di Indonesia.

(FAY)

SHARE