ECONOMICS

Blok Rokan Resmi Jadi Aset Negara, Erick Thohir: Sejarah Baru dan Keberhasilan Komitmen Jokowi

Suparjo Ramalan 10/08/2021 20:11 WIB

Menteri BUMN, Erick Thohir menilai peralihan Blok Rokan dari PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) ke Pertamina merupakan keberhasilan komitmen Jokowi.

Blok Rokan Resmi Jadi Aset Negara, Erick Thohir: Sejarah Baru dan Keberhasilan Komitmen Jokowi (Dok.MNC Media)

IDXChannel - Menteri BUMN, Erick Thohir menilai, peralihan Blok Rokan dari PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) ke PT Pertamina (Persero) merupakan keberhasilan komitmen Presiden Joko Widodo (Jokowi) sejak 2018 lalu. Peralihan aset migas tersebut dilakukan sejak 9 Agustus 2021. 

Tak hanya itu, langkah akuisisi 100 persen Pertamina terhadap aset Blok Rokan pun dianggap hadia istimewah bagi bagi rakyat Indonesia. Hadia tersebut bertepatan dengan HUT RI ke-76 Tahun. 

"Ini adalah sejarah baru bagi Indonesia, sekaligus kado istimewa HUT kemerdekaan ke-76 untuk seluruh rakyat Indonesia," ujar Erick melalui akun Instagramnya, Selasa (10/8/2021). 

Erick mengingatkan, wilayah kerja Rokan memiliki peran penting terhadap makro ekonomi Indonesia hingga masyarakat lokal di kawasan Riau. Bahkan, dia memastikan Pertamina melalui PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) akan memenuhi tanggung jawab lingkungan dan sosial (CSR), penyerapan tenaga kerja, hingga pemberdayaan UMKM lokal. 

Karena itu, dia meminta manajemen Pertamina memaksimalkan tingkat volume produksi migas untuk mendorong kemandirian dan kedaulatan energi nasional. 

Bahkan, dia berharap Pertamina Hulu Rokan dapat melangkah ke depan dengan segenap energi untuk mengukir mengukir sejarah baru dan mewujudkan Indonesia yang tangguh dan tumbuh. 

"Kini saatnya perwira Pertamina memimpin perjuangan untuk menjaga dan meningkatkan volume produksi migas di Blok Rokan, membangun kedaulatan dan kemandirian energi nasional," tutur dia. 

Usai mengakuisisi Blok Rokan, Pertamina menetapkan anggaran investasi sebesar 2 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp 28,6 triliun. Anggaran tersebut akan digunakan hingga 2025 mendatang. 

"Pertamina juga telah menetapkan anggaran investasi sampai dengan tahun 2025 sebesar lebih dari 2 miliar USD," ujar Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati. 

Pertamina pun menyerap 2,689 pekerja yang berasal dari CPI. Artinya, proses peralihan Blok Rokan dari CPI ke Pertamina tidak terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK). Meski demikian, Nicke tidak menjelaskan lebih jauh ihwal spesifikasi dari ribuan tenaga kerja tersebut. 

"Dan terpenting yang sangat penting, kami juga telah mendapatkan anggota keluarga baru dari pekerja CPI akan bergabung dengan Pertamina Hulu Rokan sebanyak 2,689 orang pekerja," kata dia. 

Perseroan juga akan melanjutkan program yang sudah berjalan sudah didesain CPI selama ini. Sementara, dalam memastikan kelancaran proses alih kelola, Pertamina melalui PHR sudah membentuk tim transisi yang bertugas memastikan kelancaran  operasi. 

Terutama di aspek subsurface, operasi produksi, project and facility engineering, operasi K3LL, hingga ke aspek sumber daya manusia, finansial , komersial, asset supply chain management serta IT. 

“Hal yang tidak kalah penting dalam proses alih kelola ini, kami mengingatkan kembali mengenai high risk pengelolaan usaha migas, tidak hanya proses kehandalan tapi aspek HSSE (Health, Safety, Security and Environment) tetap menjadi perhatian kita semua,” katanya. 

Manajemen optimis dapat menjalankan dan mengelola Blok Rokan untuk mewujudkan kemandirian dan kedaulatan energi nasional. Pertamina juga memiliki tugas lainnya, yaitu mendukung program pemerintah mencapai  produksi minyak mentah satu juta barrel oil per day (BOPD) dan 12 miliar standard cubic feet per day (BSCFD) di tahun 2030. 

Tercatat, hingga akhir 2021, PHR merencanakan pengeboran 161 sumur baru, termasuk sisa sumur dari komitmen operator sebelumnya. Pada 2022 mendatang, PHR juga merencanakan pengeboran 500 sumur baru. 

(IND) 

SHARE