ECONOMICS

Bos Antam Sebut Keterbatasan Modal Kerja Sebabkan Kelangkaan Emas di Pasar

Anggie Ariesta 29/09/2025 16:18 WIB

Direktur Utama PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), Achmad Ardianto, memberikan penjelasan mengenai kelangkaan emas Antam yang sempat terjadi di pasar. 

Bos Antam Sebut Keterbatasan Modal Kerja Sebabkan Kelangkaan Emas di Pasar. Foto: dok. TV Parlemen.

IDXChannel - Direktur Utama PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam, Achmad Ardianto, memberikan penjelasan mengenai kelangkaan emas Antam yang sempat terjadi di pasar. 

Dia menanggapi keluhan anggota Komisi VI DPR RI, Kawendra Lukistian.

Ardianto menyebut akar masalah utama kelangkaan tersebut adalah keterbatasan modal kerja Antam.

"Jadi kesulitan Antam dalam hal jual beli emas itu adalah modal kerja," kata Ardianto dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Komisi VI DPR, Senin (29/9/2025).

"Karena apa? karena emas tuh kan mahal harganya, kalau kita beli kemudian kita simpan, itu buat Antam nggak menguntungkan, karena kita tidak bisa prediksi harga emas," ujar dia.

Dia menambahkan karena emas merupakan komoditas mahal, idealnya, barang segera dilepas ke pasar setelah didapatkan.

Lebih lanjut, Ardianto mengungkapkan sistem penjualan Antam saat ini sangat bergantung pada pihak luar karena keterbatasan modal kerja perusahaan.

"Jadi Antam dulu nggak punya modal Pak, sehingga yang menjualkan emas ke lapangan adalah orang-orang yang punya uang. Jadi perusahaan-perusahaan mitra kita, namanya wholesaler, itulah yang membantu Antam menjualkan ke toko emas, ke rakyat," kata dia.

Prosesnya berjalan secara back-to-back, kata Ardianto, wholesaler membeli emas dari Antam, dan Antam memproduksi sesuai pesanan tersebut, kemudian mendistribusikannya ke toko-toko emas.

"Itu Pak hampir 70 persen bisnis kami begitu, jadi tidak 100 persen 43 ton itu uangnya Antam, itu 70 persen para wholesaler itu yang membeli ke Antam," tuturnya.

Akibat sistem ini, stok yang dikuasai langsung oleh Antam hanya maksimal 30 persen. Stok ini didistribusikan langsung ke 15 butik Antam di seluruh Indonesia.

Ketika Kawendra mengonfirmasi banyak butik Antam yang kosong, Ardianto membenarkan. 

"Betul, karena memang kami kemampuan modal kerjanya segitu, 30 persen," kata dia.

Apalagi, kelangkaan diperparah oleh terhambatnya proses sourcing emas. Untuk memenuhi kekurangan, Antam harus mengimpor.

Namun, dalam beberapa bulan terakhir, impor sulit dilakukan. Sementara itu, tidak ada aturan yang mewajibkan perusahaan tambang lokal untuk menjual emasnya ke Antam.

"Bagaimana caranya itu bisa terpenuhi? Dengan sourcing tadi, kita sudah beberapa bulan ini kan tidak bisa impor dulu, sementara impor tidak bisa, dalam negeri tidak ada yang mau jual, bahan baku kami kan susah," ujarnya.

Dengan demikian, Ardianto menekankan, jika bahan baku (emas) berhasil diamankan (secured), Antam dapat mempercepat proses produksi dan distribusi, sehingga kelangkaan di pasar bisa teratasi.

(NIA DEVIYANA)

SHARE