Bos Bio Farma Pastikan PMN Rp2,21 Triliun Bukan untuk Bayar Pinjol Indofarma
Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Shadiq Akasya memastikan penyertaan modal negara (PMN) tahun anggaran 2025 bukan untuk menyehatkan keuangan anak usaha.
IDXChannel - Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Shadiq Akasya memastikan penyertaan modal negara (PMN) tahun anggaran 2025 bukan untuk menyehatkan keuangan anak usaha, termasuk membayar pinjaman online (pinjol) PT Indofarma (Persero) Tbk.
“Kami memastikan penggunaan dana PMN (2025) sesuai dengan peruntukannya dan bukan untuk program restrukturisasi dan penyehatan (keuangan) anak perusahaan,” ujar Shadiq, Sabtu (13/7/2024).
Indofarma memang terjerat utang pinjol senilai Rp1,26 miliar. Bahkan, ada dugaan tindak pidana korupsi di internal perusahaan yang membuat cash flow perusahaan tertekan berat.
Struktur keuangan yang berdarah-darah membuat Indofarma menyedot anggaran dari induk usahanya dengan nilai fantastis untuk membayar kewajiban atau gaji karyawannya.
Tak hanya itu, keuangan anak perusahaan Bio Farma lainnya, PT Kimia Farma (Persero) Tbk atau KAEF, juga tertekan. Pasalnya, muncul dugaan pelanggaran integritas penyediaan data laporan keuangan yang terjadi di unit bisnis emiten, yaitu PT Kimia Farma Apotek (KFA) periode 2021-2022.
Dugaan tindak pidana ini menyumbang kerugian di Kimia Farma secara konsolidasi sepanjang 2023 hingga Rp1,82 triliun.
Bahkan, pemutusan hubungan kerja (PHK) berpotensi dialami karyawan Kimia Farma, setelah Dewan Direksi perusahaan mengungkap bakal menutup lima pabrik obat alias rasionalisasi fasilitas produksi.
Rencana penutupan lima pabrik bakal direalisasikan KAEF hingga 2-3 tahun mendatang. Aksi tersebut untuk menekan biaya operasional, efisiensi bisnis, dan meningkatkan utilitas pabrik.
”Peruntukan dana PMN ini lebih kepada pembangunan sarana produksi berupa bangunan, peralatan dan mesin senilai Rp2,21 triliun yang akan digunakan untuk memproduksi beberapa jenis produk vaksin dengan output 1 miliar dosis, yang terdiri dari 800 juta dosis bahan aktif (drug substances) dan 300 juta dosis produk jadi (drug product),” kata Shadiq.
Dengan penambahan modal, kata dia, ditargetkan akan ada peningkatan kapasitas dan kapabilitas fasilitas produksi sebesar 1 miliar dosis di 2030.
Saat ini Bio Farma telah menyuplai 13 dari 14 Vaksin Program Imunisasi Nasional (National Immunization Program) untuk menciptakan ketahanan kesehatan.
“Pembangunan fasilitas dari dana PMN bertujuan untuk percepatan ketersediaan produk eksisting maupun produk baru bagi kebutuhan program vaksinasi Nasional (National Immunization Program) dan pemasok kebutuhan vaksin global," kata Shadiq.
"Dengan tambahan PMN juga diharapkan akan mendorong rencana percepatan kemandirian industri kesehatan Nasional serta tentunya keberlangsungan program vaksinasi Pemerintah selanjutnya,” katanya. (WHY)