ECONOMICS

Bos Bulog Curhat Sulitnya Penuhi Target Cadangan Beras 1,2 Juta Ton Tahun Ini

Advenia Elisabeth/MPI 24/11/2022 07:45 WIB

Berdasarkan data Bulog, total realisasi penyerapan cadangan beras pemerintah (CBP) hingga 22 November 2022 mencapai 912 ribu ton, masih kurang dari target.

Bos Bulog Curhat Sulitnya Penuhi Target Cadangan Beras 1,2 Juta Ton Tahun Ini. (Foto: Advenia/MNC Media)

IDXChannel – Badan Pangan Nasional (Bapanas) atau National Food Agency/NFA menyebut stok beras nasional semakin menyusut jelang akhir tahun. Sebab, Bulog kesulitan menyerap beras di petani.

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso atau akrab disapa Buwas pun buka-bukaan terkait hal tersebut.  Buwas menuturkan bahwa jumlah stok yang dikuasai Bulog saat ini sebanyak 625 ribu ton beras di dalam negeri.

Lalu, ada 500 ribu ton beras komersial yang berada di luar negeri. Langkah ini diambil guna memenuhi target 1,2 juta ton beras hingga akhir tahun 2022. 

Buwas menjabarkan, total realisasi penyerapan cadangan beras pemerintah (CBP) hingga 22 November 2022 mencapai 912 ribu ton. Dengan total penyerapan tertinggi di bulan Maret dan Juni 2022 sekitar 50-60 persen. 

"Ini saat harga masih sesuai ketentuan Permendag, kita menyerap CBP dengan harga Rp8.300/kg untuk beras medium," kata Buwas saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi IV DPR RI, Rabu (23/11/2022).

"Namun, sejak mulai pertengahan Juli ada peningkatan harga, saat itu kita tidak bisa lagi menyerap Rp8.300 per kg maka melalui Rakortas (Rapat Koordinasi Terbatas) saat itu ada fleksibilitas harga jadi sampai bulan Desember diperkenankan untuk membeli beras dengan harga Rp8.800 per kg untuk CBP.," sambungnya.

Dalam proses perjalanannya, Buwas menuturkan, dari target yang ditentukan, Bulog hanya bisa menyerap sebanyak 44 ribu ton. Di mana angka ini sangat jauh dari yang diprediksi yakni sebesar 500 ribu ton.

Akibatnya, ucap dia, pemerintah mencabut kebijakan fleksibilitas harga beras menjadi mengikuti harga pasar. 

"Kami kemudian membeli beras dengan harga komersial, Rp8.900-10.200 per kg. Tapi, itu pun penyerapannya enggak sampai 100 ribu ton. Karena memang sudah enggak ada panen. Di Sulawesi Selatan, NTB, Jawa Barat, enggak ada, Lampung gagal panen," terang Buwas.

"Sebelumnya kami sudah kontrak di sana (Sulsel) 300 ribu ton, Lampung, Jatim, Jabar itu kontraknya 250 ribu ton dengan harga komersial. Namun pada proses perjalanannya kita hanya bisa menyerap kurang dari 50 ribu ton," ungkapnya. 

Meski demikian, kata Buwas, pihaknya masih meminta bantuan kepada Kepala Daerah dan pengusaha beras besar untuk dibeli dengan harga komersil.

(FRI)

SHARE