ECONOMICS

Bos IMF Desak Negara Kaya Bantu Atasi Krisis Utang Global

Wahyu Dwi Anggoro 30/03/2023 13:56 WIB

Negara-negara dengan kondisi ekonomi relatif lebih kuat harus membantu mitra mereka yang rentan dan berada dalam tekanan utang.

Bos IMF Desak Negara Kaya Bantu Atasi Krisis Utang Global. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Negara-negara dengan kondisi ekonomi relatif lebih kuat harus membantu mitra mereka yang rentan dan berada dalam tekanan utang. Hal tersebut disampaikan Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva di Forum Boao untuk Asia.

Dilansir dari Reuter pada Kamis (30/3/2023), kepala IMF mengatakan bantuan semacam itu  sangat penting di tengah siklus kenaikan suku bunga  dan depresiasi mata uang.

"Kami sangat membutuhkan mekanisme global yang lebih cepat dan lebih efisien untuk menyediakan bantuan ke negara-negara ini," kata Georgieva.

"Langkah tersebut akan menghilangkan satu sumber penting ketidakpastian prospek global," katanya.

Georgieva juga mengatakan IMF menyambut baik peran China dalam mengatasi krisis utang global. China terlibat dalam Common Framework Programme dan Global Sovereign Debt Roundtable.

Serupa dengan Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, Forum Boao digelar di Pulau Hainan, China i. Pejabat China dan tokoh internasional menjadi pembicara dalam perhelatan tahun ini.

Georgieva juga mengatakan negara-negara perlu bekerja sama untuk menghidupkan kembali perdagangan internasional dengan cara yang adil agar lebih banyak orang mendapat manfaat dari globalisasi.

Dia mengatakan penelitian IMF menunjukkan biaya jangka panjang dari fragmentasi perdagangan bisa setinggi tujug persen dari produk domestik bruto global. Asia sebagai wilayah yang sangat terintegrasi akan paling terpengaruh oleh fragmentasi yang tidak terkendali.

Pemerintah juga perlu melindungi orang-orang yang rentan di negara mereka sendiri yang sangat terpukul dalam tiga tahun terakhir, kata Georgieva, merujuk pada dampak pandemi Covid-19.

"Ini berarti kebijakan fiskal memberikan dukungan terarah kepada mereka yang paling membutuhkan atau mereka yang paling terkena dampak kerawanan pangan atau krisis biaya hidup,” tambahnya. (WHY)

SHARE