ECONOMICS

Bos NFA Ungkap Bahaya Jika Stok Beras Bulog Tak Capai 1,2 Juta Ton

Suparjo Ramalan 23/11/2022 05:30 WIB

Badan Pangan Nasional atau NFA memberikan peringatan bahaya menyusul serapan beras Perum Bulog yang tidak sesuai dengan target.

Bos NFA Ungkap Bahaya Jika Stok Beras Bulog Tak Capai 1,2 Juta Ton. (Foto: MNC Media).

IDXChannel - Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) memberikan peringatan bahaya menyusul serapan beras Perum Bulog yang tidak sesuai dengan target. Adapun serapan beras Bulog saat ini mencapai 594.856 ton atau paling rendah. 

Kepala NFA, Arief Prasetyo Adi mencatat, bila Bulog tidak mampu menyerap beras sebesar 1,2 juta ton hingga akhir 2022, maka stok beras nasional turun menjadi 342.000 ton dari stok saat ini, yakni 594.856 ton. 

"Apa yang terjadi apabila Bulog tidak bisa men-top up sampai 1,2 juta ton? Ini akan demikian Balak Ibu. Bisa jadi, kalau kondisi seperti hari ini, stok kita akan turun terus sampai dengan 342.000 ton," ungkap Arief saat rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi IV DPR RI, Rabu (23/11/2022). 

Bila stok beras nasional terus menurun, lanjut Arief, akan sangat membahayakan. Lantaran, Bulog tidak bisa mengintervensi pada saat kondisi tertentu atau saat harga beras mengalami kenaikan tinggi di pasar. 

Selain itu, akan menjadi masalah besar bila terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) di masyarakat dan mengharuskan Bulog mendistribusikan beras ke masyarakat, namun stok justru tidak terpenuhi. 

"Dan ini menurut kami sebagai Badan Pangan Nasional sangat bahaya, karena Bulog tidak bisa mengintervensi pada saat kondisi-kondisi tertentu, pada saat harga tinggi, dan saat kalau ada KLB atau Kondisi Kejadian Luar Biasa, seperti terjadi di Cianjur, kita tidak berharap, beberapa di tempat lain, Bulog itu harus punya stok," ujar dia.

Adapun rincian stok beras Bulog per 22 November 2022, di antaranya Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sebanyak 426.573 ton atau sekitar 71,71 persen. Sementara, stok komersial mencapai 168,283 ton atau setara 28,29 persen dari total stok yang tersimpan. 

"Kalau kita lihat stok komersial ini meningkat, karena kami memberikan keluasan kepada Bulog untuk melakukan penyerapan untuk komersial supaya bisa bersaing dengan market," tandas Arief.

(FAY)

SHARE