BP dan Shell Cuan Besar Pasca Invasi Rusia ke Ukraina
Shell mengabarkan keuntungannya yang mencapai USD39,9 miliar (Rp607 triliun) pada 2022, dua kali lipat dari keuntungan tahun sebelumnya.
IDXChannel - British Petroleum (BP) melaporkan rekor keuntungan tahunan di mana perusahaan berhasil membukukan USD27,7 miliar (Rp422 triliun) untuk 2022.
Keuntungan ini dua kali lipat dari tahun sebelumnya.
Tidak hanya BP, Shell juga mengabarkan keuntungannya yang mencapai USD39,9 miliar (Rp607 triliun) pada 2022, dua kali lipat dari keuntungan tahun sebelumnya. Ini merupakan laba tertingginya dalam 115 tahun.
Salah satu faktor pecahnya rekor pendapatan tersebut tak lepas dari harga minyak yang terus terkerek naik, namun pasokannya yang rendah.
Hal lainnya, terutama karena adanya perang Rusia-Ukraina. Sebelum perang Ukraina, Rusia adalah pengekspor minyak dan gas alam terbesar di dunia.
Sehari setelah invasi Rusia, harga minyak naik di atas USD100 per barel. Puncaknya mencapai di atas USD127 pada Maret 2022.
Dampak invasi Rusia tahun lalu juga menyebabkan banyak perusahaan minyak kehilangan miliaran dari investasi Rusia.
BP, menjadi salah satu perusahaan yang kehilangan investasi sebesar USD24 miliar (Rp366 triliun) dari perusahaan minyak Rusia Rosneft.
Mereka juga harus menginvestasikan miliaran untuk menemukan cadangan minyak baru agar persediaan tetap berjalan sampai dunia beralih ke sumber daya terbarukan.
"Masa yang sangat sulit, kami melihat inflasi merajalela di seluruh dunia," ujar Wael Sawan, CEO Shell dilansir BBC, Kamis (16/2/2023).
Chief financial officer, Sinead Gorman, menambahkan Shell telah membayar Rp13 Miliar (Rp199 triliun) pajak secara global pada 2022.
Setelah invasi, negara-negara barat termasuk Inggris dan Uni Eropa mencoba menghentikan atau paling tidak mengurangi besar-besaran impor energi mereka dari Rusia. Utamanya untuk menghindari pendanaan militer Rusia dan mendukung rezim yang bermusuhan. (NIA)
Penulis: Anabela C Zahwa