BPDPKS Proyeksi CPO Tahun 2021 Capai 52,3 Juta Ton
"Secara garis besar proyeksi pergerakan harga CPO di 2021 masih relatif tinggi dengan perkiraan produksi 52,3 juta ton,"katanya.
IDXChannel - Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) mencatat, outlook perkebunan kelapa sawit nasional dengan tingkat produksi crude palm oil (CPO) di 2021 diproyeksikan akan mencapai 52,3 juta ton.
Direktur Utama BPDPKS Eddy Abdurrachman mengatakan, harga CPO tahun ini masih akan mengalami peningkatan setelah sempat terpuruk di awal 2020. "Secara garis besar proyeksi pergerakan harga CPO di 2021 masih relatif tinggi dengan perkiraan produksi 52,3 juta ton," katanya dalam Webinar Nasional di Jakarta, Sabtu (6/2/2021).
BPDPKS memperkirakan, permintaan CPO pada 2021 akan mengalami peningkatan menjadi 27,36 juta metrik ton, dimana sebesar 11,23 juta metrik ton diantaranya akan masuk ke konsumsi domestik. "Perkiraan permintaan CPO 2021 sebesar 27,36 juta metrik ton, dengan konsumsi domestik 11,23 juta metrik ton," ujarnya.
Dengan tingkat produksi yang semakin tinggi seiring dengan peningkatan permintaan CPO di luar negeri, maka pemerintah akan terus mendorong terciptanya produk hilirisasi untuk mengejar nilai tambah.
Skema itu dilakukan lewat kebijakan pengenaan bea keluar dan pungutan ekspor terhadap setiap eksportir CPO, yang mana memberlakukan tarif uang lebih tinggi untuk produk hulu dibandingkan produk hilir.
"Dengan kebijakan itu komposisi ekspor sawit didominasi produk hilir, ekspor produk turunan CPO telah berada dalam kisaran 58 persen, sementara ekspor CPO 18 persen, lauric 5 persen, dan produk lainnya 15 persen," katanya.
Di samping itu, lanjut dia, dalam rangka hilirisasi produk sawit pemerintah juga menginisiasi program biodiesel, dalam rangka penciptaan dan perluasan pasar domestik untuk menyerap kelebihan stok sebagai akibat dari peningkatan produksi sawit dari tahun ke tahun.
Kebijakan pemanfaatan dan penggunaan sawit sebagai bahan bakar nabati biodiesel ini, telah memberikan dampak positif dalam stabilisasi harga CPO karena Indonesia tidak lagi bergantung kepada pasar ekspor. "Program biodiesel ini juga memberikan manfaat substitusi sebagai impor minyak solar sehingga menghemat devisa negara," tuturnya. (sandy)