ECONOMICS

BPS Catat Nilai Tukar Petani Naik Jadi 119,85 di Agustus 2024

Atikah Umiyani 02/09/2024 14:25 WIB

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai tukar petani pada Agustus 2024 sebesar 119,85 atau naik 0,20 persen dibandingkan Juli 2024 yang tercatat 119,61.

BPS Catat Nilai Tukar Petani Naik Jadi 119,85 di Agustus 2024. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai tukar petani pada Agustus 2024 sebesar 119,85 atau naik 0,20 persen dibandingkan Juli 2024 yang tercatat 119,61. 

Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan peningkatan itu terjadi karena indeks harga yang diterima petani (It) naik sebesar 0,08 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) turun sebesar 0,12 persen.

Komoditas yang dominan mempengaruhi kenaikan indeks harga yang diterima petani secara nasional yaitu gabah, kelapa sawit, jagung dan kentang. 

Pudji menuturkan peningkatan NTP tertinggi pada subsektor tanaman pangan yaitu naik sebesar 2,78 persen. Kenaikan ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani (It) naik sebesar 1,63 persen sedangkan indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) mengalami penurunan sebesar 0,15 persen.

"Komoditas yang dominan mempengaruhi kenaikan indeks harga yang diterima petani pada subsektor tanaman pangan ini adalah gabah, jagung dan kacang tanah," tuturnya dalam konferensi pers hari ini, Senin (2/9/2024).

Di sisi lain, penurunan indeks harga yang diterima petani terdalam terjadi pada subsektor holtikultura yaitu turun sebesar 3,78 persen. penurunan ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani turun sebesar 3,93 ini lebih dalam dari penurunan indeks harga yang dibayarkan petani yang turun sebesar 0,15 persen.

Komoditas yang dominan mempengaruhi penurunan indeks harga yang diterima petani yaitu bawang merah, tomat, dan kol atau kubis. 

Sementara itu, Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) pada Agustus 2024 tercatat sebesar 122,20 atau turun 0,04 persen dibandingkan Juli 2024. 

Penurunan NTUP terjadi karena indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 0,08 persen lebih rendah dari kenaikan indeks biaya produksi dan penanaman barang modal yang sebesar 0,12 persen.

Komoditas yang dominan mempengaruhi kenaikan indeks biaya produksi dan penanaman barang modal secara nasional yaitu jerami upah pemanenan, bensin atau solar dan upah penanaman. 

Sementara itu, peningkatan NTUP tertinggi berada pada subsektor tanaman pangan yaitu naik sebesar 1,47 persen. Kenaikan ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani naik sebesar 1,63 persen atau lebih tinggi dari kenaikan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal yang mengalami kenaikan sebesar 0,16 persen.

Komoditas yang dominan mempengaruhi kenaikan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal yakni upah pemanenan, bensin, dan upah penanaman. 

Kemudian penurunan NTUP terdalam terjadi pada subsektor holtikultura yaitu turun 3,80 persen, penurunan ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani turun sebesar 3,93 persen lebih dalam dari penurunan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal yaitu sebesar 0,13 persen. 

"Komoditas yang dominan mempengaruhi penurunan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal adalah bibit bawang merah dan bibit bawang daun," tutur Pudji. 

(Febrina Ratna)

SHARE