ECONOMICS

BRIN Sebut Stok Beras Ternyata Cukup Bahkan Surplus, Ini Penjelasan Lengkapnya

Anggie Ariesta 27/02/2024 07:45 WIB

Stok beras berdasarkan data Kementerian Pertanian (Kementan) dan keadaan di lapangan dinilai ada perbedaan dalam sepekan terakhir.

BRIN Sebut Stok Beras Ternyata Cukup Bahkan Surplus, Ini Penjelasan Lengkapnya. (Foto MNC Media)

IDXChannel - Stok beras berdasarkan data Kementerian Pertanian (Kementan) dan keadaan di lapangan dinilai ada perbedaan dalam sepekan terakhir.

Peneliti Ahli Muda Pusat Riset Kependudukan Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Yanu Endar Prasetyo mengungkapkan, jika mengacu pada data Kementan, stok beras cukup bahkan surplus.

"Data total produksi beras selama kurun waktu Januari-Desember 2023 adalah sebesar 30,83 juta ton. Ditambah total beras impor Bulog mencapai 2,9 juta ton, sehingga pada akhir tahun secara akumulatif jumlahnya mencapai  33,73 juta ton," jelas Yanu dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa (27/2/2024).

Dia menerangkan, apabila kebutuhan beras dalam setahun sebesar 30,84 juta ton, ini berarti pada akhir 2024 akan terjadi surplus 2,89 juta ton.

Tren kenaikan harga beras bermula pada 2022. Kenaikan harga yang cukup signifikan terjadi pada periode September 2022, Februari 2023, dan Oktober 2023.

Kenaikan harga, lanjut Yanu, terjadi baik untuk beras premium, medium, maupun luar kualitas. Bercermin pada data Badan Pusat Statistik (BPS), harga beras pada September 2022 untuk jenis premium di tingkat penggilingan rata-rata sebesar Rp10.252/kg, lalu pada Februari 2023 naik menjadi Rp11.818/kg, dan Oktober 2023 menjadi Rp13.371/kg.

Menurutnya, harga beras di tingkat penggilingan hingga Januari 2024 cenderung tetap tinggi di kisaran Rp13.662 per kg. 

"Tentu saja di tingkat grosir dan konsumen akan lebih tinggi, bisa menyentuh Rp15 ribu per kg, bahkan terkini mencapai Rp18 ribu per kg, tertinggi sepanjang sejarah. Kenaikan juga terjadi di Thailand,” jelas Yanu.

Dengan demikian, kata Yanu, pada waktu yang sama, harga beras di Vietnam cenderung stabil. Menurut Organisasi Pangan Dunia (FAO), pada Januari 2024 indeks harga beras global naik 1,2% (mtm).

Kembali lagi ke dalam negeri, BRIN menegaskan, kelangkaan pasokan dan tingginya harga beras di pasaran dipengaruhi oleh sejumlah faktor. 

"Faktor itu di antaranya alih fungsi lahan secara masif, perubahan iklim, demografi seperti usia petani di atas 55 tahun, serta harga pupuk yang tinggi," pungkasnya.

(YNA)

SHARE