Budidaya Sapi hingga Porang, Sumedang Jadi Pilot Project Integrated Farming
Pemerintah menjadikan Kabupaten Sumedang sebagai pilot project pengembangan Integrated Farming dalam upaya memperkuat ketahanan pangan nasional.
IDXChannel - Pemerintah menjadikan Kabupaten Sumedang sebagai pilot project pengembangan Integrated Farming dalam upaya memperkuat ketahanan pangan nasional.
Sekretaris Kemenkop dan UKM, Arif Rahman Hakim menerangkan, integrated farming merupakan sistem pertanian dengan upaya memanfaatkan keterkaitan antara tanaman perkebunan, pangan, hortikultura, hewan ternak dan perikanan, untuk mendapatkan agro ekosistem yang mendukung produksi pertanian (stabilitas habitat), peningkatan ekonomi dan pelestarian sumber daya alam.
Menurut Arif, integrated farming yang mengelola potensi pertanian dari hulu ke hilir menjadi model yang pas untuk ditiru para petani dan peternak maupun koperasi di sektor pangan. Tak hanya dinilai bisa meningkatkan kesejahteraan petani, kata Arif, integrated farming juga diyakini mampu memperkuat ketahanan pangan di Indonesia.
"Integrated Farming merupakan inovasi di sektor pertanian dan peternakan yang akan menjadi andalan Sumedang untuk sektor pangan," ungkap Arif dalam keterangan resminya, Selasa (15/2/2022).
Arif melanjutkan, penetapan Sumedang sebagai pilot project Integrated Farming ditandai dengan Kick-Off pengembangan Integrated Farming bersama komunitas Made-in-Indonesia Superconnection (MSC) di Desa Ujungjaya, Sumedang, akhir pekan lalu.
"Upaya Kabupaten Sumedang dalam membangun kluster pangan, seperti ternak sapi, domba, yang juga dapat diintegrasikan dengan ketersediaan pakan ternak yang bersumber dari kacang koro. Sehingga, ekosistem integrated farming dapat menjadi andalan Pemerintah Kabupaten Sumedang," katanya.
"Kebutuhan akan pangan sangat mendesak dan menjadi tantangan bagi dunia di tengah ancaman krisis pangan sehingga perlu kita antisipasi sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam," tandas Arif.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sumedang, Herman Suyatman berharap, program integrated farming bisa dijalankan secara totalitas, bukan sekadar sporadis.
"Yang penting menjadi fokus kita adalah output, outcome, hingga benefit dari integrated farming," kata Herman.
Bahkan, Herman menyebutkan bahwa bila integrated farming di Desa Ujungjaya berjalan sukses, maka bisa direplikasi di desa-desa lainnya di Sumedang yang berjumlah 270 desa.
Terlebih, saat ini, Sumedang memiliki modal strategis sebagai wilayah terdepan dalam hal transformasi digital di Indonesia. Bagi Herman, dengan mengembangkan integrated farming, produk yang dihasilkan petani dan peternak bisa memiliki nilai tambah.
"Saya meyakini Sumedang bisa mengembangkan integrated farming, hingga mencapai smart farming. Dengan bergotong-royong kita bisa mewujudkan itu," katanya.
Tidak hanya integrated farming, tambah Herman, di Desa Ujungjaya juga akan dikembangkan smart farming berbasis artificial intelligence. Bahkan, Desa Ujungjaya akan dijadikan piloting untuk pengelolaan sampah berbasis teknologi tepat guna dengan menggunakan metode MASARO (Manajemen Sampah Zero).
"Kegiatan piloting integrated farming, smart farming dan pengelolaan sampah MASARO akan difasilitasi dan didampingi langsung oleh Komunitas MSC, termasuk di dalamnya ada Pak Sesmen, Pak Made Dana dan para alumni ITB lainnya," tuturnya.
Menurut Sekda, nantinya kegiatan tersebut kelembagaannya akan dikelola oleh koperasi di bawah bimbingan Kemenkop UKM.
"Bapak Sesmenkop UKM siap menerima audiensi Tim Pemda Kabupaten Sumedang untuk menindaklanjuti kegiatan dimaksud, serta untuk pengembangan program Koperasi dan UKM lainnya di Kabupaten Sumedang," tandasnya.
Founder MSC, I Made Dana Tangkas menyebutkan bahwa pihaknya memiliki cita-cita Indonesia harus maju karena teknologi. Salah satu caranya, dengan membangun integrated farming di seluruh Indonesia. Oleh karena itu, pihaknya akan mengembangkan Superconnection Integrated Farming National Project.
"Setelah di Sumedang, kita akan masuk ke Pekalongan dan Bali," ungkap Made Dana.
Di Desa Ujungjaya Sumedang, di atas lahan seluas 3000 meter persegi, akan dikembangkan produk pertanian padi, jagung, porang, dan sebagainya. Bahkan, di lahan tersebut juga akan dikembangkan lahan untuk pakan ternak berupa rumput Taiwan.
"Kita juga menyiapkan peternakan ayam, kambing, dan sapi," katanya. (TIA)