Bukan Faktor Ekonomi, Ini Alasan Masyarakat Lebih Konsumtif Saat Momen Lebaran
ada sejumlah dorongan lain yang membuat masyarakat terdorong untuk lebih konsumtif di sepanjang momen libur Lebaran.
IDXChannel - Setelah dua tahun sebelumnya masyarakat tidak bisa merayakan momen Lebaran dengan mudik ke kampung halaman, pemerintah pada tahun ini akhirnya melonggarkan penanganan pandemi COVID-19 dengan memperbolehkan masyarakat untuk melakukan mudik Lebaran.
Kondisi ini pun seolah menjadi 'kado manis' bagi semua pihak, baik bagi masyarakat luas maupun pemerintah yang turut diuntungkan dengan kembali bergeliatnya perekonomian nasional seiring peningkatan konsumsi masyarakat selama momen Lebaran.
Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Eko Listiyanto, menyebut bahwa gempita momen Lebaran tidak hanya bisa dilihat dari perhitungan ekonomi saja, melainkan ada sejumlah dorongan lain yang membuat masyarakat terdorong untuk lebih konsumtif di sepanjang momen libur Lebaran.
"Pertimbangannya tidak hanya soal ekonomi saja. Kadang justru lebih ke faktor sosial, soal 'pride', sehingga saat mudik masyarakat lebih jor-joran dalam konsumsinya," ujar Eko, dalam Market Review IDXChannel, Senin (9/5/2022).
Eko beranggapan ketika mudik Lebaran masyarakat Indonesia cenderung tidak memikirkan untuk menyisihkan Tunjangan Hari Raya (THR) yang mereka dapatkan untuk ditabung kembali.
"Walaupun ada kenaikan harga di berbagai sektor, tetap saja tingkat konsumtif masyarakat tinggi, karena mereka anggap sebagai bentuk hiburan tersendiri setelah sebelumnya tidak boleh mudik," ungkapnya.
Hal ini terlihat berdasarkan data Kementrian Perhubungan bahwa ada peningkatan jumlah kendaraan truk logistik pada 2022 sebanyak 116 persen dibandingkan 2019, dimana pada 2019 terhadap 10.477 kendaraan truk logistik yang melintas, sedangkan tahun 2022 sebanyak 22.588 kendaraan truk logistik. (TSA)