Bukan Karena Momen Lebaran, Ternyata Ini Penyebab Harga Tiket Pesawat Melonjak
Erick memperkirakan titik normal bisnis sektor penerbangan dalam negeri akan terjadi dalam kurun waktu 6-8 bulan mendatang.
IDXChannel - Datangnya momen Lebaran dan ditambah dengan kebijakan pemerintah yang telah membolehkan masyarakat untuk mudik membuat kinerja industri transportasi nasional mulai menggeliat.
Dengan permintaan yang semakin meningkat, maka wajar bila kini harga sejumlah tiket perjalanan mengalami kenaikan cukup signifikan. Termasuk juga untuk tiket maskapai penerbangan.
Namun, tren kenaikan harga pesawat rupanya tak hanya terjadi di Indonesia saja. Karenanya, lonjakan harga tersebut disinyalir bukan hanya ditopang oleh tingginya permintaan saat momen Lebaran tiba.
"Faktornya (kenaikan harga tiket pesawat) ada sejumlah hal. Bukan hanya karena momen Lebaran terus naik. Bukan. Tapi lebih pada peluang perbaikan bisnis saat volume penumpang pesawat mulai mengalami peningkatan," ujar Menteri Badan usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, di Jakarta, Rabu (27/4/2022).
Menurut Erick, selama masa pandemi COVID-19 banyak industri penerbangan yang menutup bisnis atau usahanya. Bahkan bila dibanding sektor industri lain, sektor penerbangan bisa dikatakan menjadi salah satu sektor industri yang paling terpuruk selama masa pandemi.
"Sehingga kalau kita lihat, coba aja di berita-berita, banyak sekali kapal pesawat terbang parkir, nah itu yang terjadi saat Covid. Nah dengan saat ini penumpang sudah mulai banyak lagi, otomatis ada perbaikan dan penyesuaian yang harus dilakukan oleh industri," tutur Ercik.
Meski begitu, Erick memperkirakan titik normal bisnis sektor penerbangan dalam negeri akan terjadi dalam kurun waktu 6-8 bulan mendatang. Saat ini, proses pemulihan penerbangan sudah berlangsung dengan adanya mudik lebaran 2022.
Dia mencatat, titik normal bisnis penerbangan di Tanah Air ditandai dengan beroperasinya 400 armada pesawat. Saat ini tercatat baru 200 pesawat yang dioperasikan sejumlah maskapai penerbangan.
"Sekarang mulai kembali normal di banyak negara, termasuk di Indonesia mungkin 6 bulan lagi, tentu alternatif dari penerbangan maksudnya perjalanan dinas melalui penerbangan maupun wisata, tentu akan menuju titik normal dalam waktu yang mungkin 6-8 bulan lebih," ujar Erick. (TSA)