ECONOMICS

Bukan Online, Strategi Omnichannel Bakal Jadi Masa Depan Bisnis E-commerce

Tim IDXChannel 10/10/2022 06:14 WIB

konsumen dimungkinkan untuk dapat berbelanja online dari perangkat yang disediakan Blibli di toko offline yang telah menjadi merchant resmi.

Bukan Online, Strategi Omnichannel Bakal Jadi Masa Depan Bisnis E-commerce (foto: MNC Media)

IDXChannel - PT Global Digital Niaga, atau biasa dikenal dengan nama Blibli.com, meyakini bahwa channel online bukan satu-satunya lini bisnis yang dapat diandalkan dalam kinerja bisnis perdagangan elektronik (e-commerce) di masa mendatang.

Hal ini seolah bertentangan dengan pandangan sejumlah pihak yang menilai bahwa masa depan bisnis e-commerce memang memang bakal lebih banyak bertumpu pada channel online. Pandangan ini didasarkan pada kebiasaan (habit) masyarakat saat ini yang seolah tak lagi bisa dipisahkan dari aktivitas online sehari-hari.

"Tapi bukan berarti online menjadi yang utama. Kami justru meyakini bahwa solusi omnichannel adalah masa depan industri e-commerce, yaitu dengan menggabungkan, menyinergikan antara layanan online dan juga offline, sehingga lebih fleksibel bagi konsumen," ujar SVP O2O Blibli, David Michum, dalam Focus Group Discussion (FGD), Kamis (6/10/2022).

Menurut David, fleksibilitas tersebut menjadi hal yang paling utama dan dibutuhkan bagi konsumen e-commerce di masa depan. Artinya, meski kehidupan sehari-hari masyarakat kini memang semakin tak terpisahkan dari aktivitas online, namun bukan berarti layanan offline sudah tidak lagi digunakan dan layak ditinggalkan.

"(Layanan offline) Masih dibutuhkan, karena sesuai dengan kondisi yang ada saja. Karena itu (dengan sistem omnichannel) menjadi lebih fleksibel bagi konsumen. Dan kuncinya adalah menjaga kepercayaan konsumen, dengan senantiasa menggandeng seller partner yang terpercaya, agar konsumen tetap senang,” tutur David.

David menjelaskan, Blibli sejak 2016 lalu telah masuk ke strategi omnichannel melalui Blibli InStore. Melalui fitur ini, konsumen dimungkinkan untuk dapat berbelanja online dari perangkat yang disediakan Blibli di toko offline yang telah menjadi merchant resmi.

Dengan layanan tersebut, keuntungan yang konsumen terima adalah beragam pilihan pembayaran dari Blibli, seperti cicilan nol persen, metode pembayaran yang fleksibel, program loyalitas, dan juga customer care 24/7.

"Dua tahun kemudian, kami merilis Click&Collect yang memungkinkan konsumen untuk berbelanja online di Blibli tanpa harus menunggu kurir mengantarkan pesanan ke alamat tujuan," tutur David.

Melalui fitur ini, lanjut David, Blibli menggabungkan dua kebiasaan konsumen saat berbelanja di platform online dan online. Konsumen online menggunakan platform untuk membandingkan harga, cari promosi, dan fitur. Di sisi lain, konsumen offline berbelanja karena ingin lihat barang, trial, dan memegang barang yang akan dibeli.

"Karena bagaimana pun, transaksi offline juga masih dibutuhkan, dan pasarnya juga tetap terjaga sampai saat ini. Sehingga dari sana dua kebutuhan konsumen di channel online dan juga offline lebih dapat terpenuhi. Tinggal kemudian konsumen bisa menyesuaikan sesuai kebutuhan masing-masing," tegas David.

Hingga saat ini, Blibli mencatat memiliki lebih dari 9,500 merchant Blibli InStore, 12,000 pick up point Click&Collect, dan Blibli Mitra yang telah menghadirkan solusi bisnis digital terpadu bagi lebih dari 100 ribu mitra di 34 provinsi. Di luar itu, perusahaan juga menawarkan nilai tambah, seperti jaminan 100 persen produk original, pengiriman dua jam Sampai, Trade-In, dan asuransi untuk memberikan kepuasan bagi pelanggan. (TSA)

SHARE