ECONOMICS

Bukan Soal Teknologi, Ini Kendala Utama Pengembangan Kendaraan Listrik di Indonesia

Taufan Sukma/IDX Channel 06/06/2022 13:19 WIB

Antusiasme yang membeludak pada acara tersebut dianggap sebagai sinyal awal bakal dimulainya tren penggunaan mobil listrik di pasar domestik.

Bukan Soal Teknologi, Ini Kendala Utama Pengembangan Kendaraan Listrik di Indonesia (foto: MNC Media)

IDXChannel - Penyelenggaraan balap mobil listrik Formula E, di Jakarta E-Prix 2022, pada Sabtu (4/6/2022) lalu, mengapungkan kembali harapan masyarakat terkait pengembangan kendaraan listrik (electronic vehicle/EV) di Indonesia. Antusiasme yang membeludak pada acara tersebut dianggap sebagai sinyal awal bakal dimulainya tren penggunaan mobil listrik di pasar domestik.

Menurut Ahli Konversi Energi dari Fakultas Teknik dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (ITB), Tri Yuswidjajanto Zaenuri, Indonesia memang sudah saatnya untuk mulai bersiap berpindah dari kebiasaan penggunaan kendaraan dengan mesin yang masih menggunakan energi berbasis fosil ke kendaraan dengan mesin berbasis energi terbarukan (renewable energy).

"Karena secara teknologi kita juga sudah cukup menguasai. Memang kalau untuk benar-benar zero CO2 prosesnya masih panjang, tapi so far dibanding teknologi negara-negara lain, kita relatif masih mumpuni. Tapi perlu diingat, pengembangan EV di Indonesia bukan cuma perkara teknologi," ujar Tri, kepada idxchannel, Minggu (5/6/2022).

Selain penguasan teknologi, menurut Tri, hal yang paling mendasar dan penting lagi adalah soal kesiapan pasar domestik untuk menyerap produk EV yang telah diproduksi. Persoalan ini yang menurut Tri menjadi kendala utama sehingga banyak produsen potensial yang enggan untuk benar-benar mengembangkan produk EV di Indonesia.

"Karena ketika teknologinya sudah kita kuasai, kita sudah mampu produksi, lalu siapa yang beli? Misal motor listrik Gesit yang buatan ITS (institut Teknologi 10 Nopember Surabaya) itu. Mereka sudah mampu produksi lho. Produknya juga sudah sesuai standar, tidak ada masalah. Tapi soal (produknya) laku di pasaran, itu soal lain. Dan poin masalahnya justru di situ," ungkap Tri.

Karenanya, Tri mengapresiasi inisiatif pemerintah untuk terus menggelar acara-acara berkaitan dengan EV seperti ajang Jakarta E-Prix 2022 kemarin. Tri berharap dengan semakin banyak kegiatan-kegiatan sejenis, bakal menjadi ajang promosi gratis yang bisa makin mendorong masyarakat Indonesia semakin familiar dengan penggunaan EV dalam kegiatan sehari-hari.

"Sampai sekarang yang ada di benar masyarakat kan EV itu harganya mahal. Jadi yang tertarik untuk membeli itu masih sangat terbatas. Kalau (produknya) sudah semakin murah, lalu masyarakatnya juga semakin familiar, saya yakin (pengembangan industri EV di Indonesia) akan semakin mudah," tegas Tri. (TSA)

SHARE