Bulog Dapat Kuota Impor Beras Lagi, Kali Ini 2 Juta Ton untuk Stok 2024
Perum Bulog kembali mendapatkan tugas impor beras sebanyak 2 juta ton untuk 2024 mendatang.
IDXChannel - Perum Bulog kembali mendapatkan tugas impor beras sebanyak 2 juta ton untuk 2024 mendatang. Angka itu di luar penugasan sebelumnya untuk pengadaan awal tahun sebanyak 1,5 juta ton.
Direktur Utama Bulog Budi Waseso menjelaskan, pengadaan impor beras itu untuk menjamin stok pangan di dalam negeri. Sebab, produksi petani dalam negeri pada 2023 ini belum terserap optimal karena pengaruh iklim yang menyebabkan gagal panen.
"Yang ditugaskan kan 2 juta ton (tahun 2024), ya di luar yang 1,5 juta ton itu (tugas awal tahun 2024)," ujar Buwas di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (8/11/2023).
Lebih lanjut, Buwas menerangkan, untuk tugas impor 1,5 juta ton itu untuk awal 2024 saat ini sudah terkontrak 1 juta ton, tinggal menunggu jadwal pengiriman ke Indonesia. Beras tersebut nantinya yang akan menjadi bantuan pangan pemerintah yang akan disalurkan kepada masyarakat.
Selain itu, kata dia, impor beras yang masif tersebut diharapkan juga bisa membentuk harga beras di pasar agar tidak mengalami kenaikan yang cukup signifikan yang disebabkan karena belum masuk musim panen. Sehingga ketersediaan beras di pasar terjaga, dan harganya bisa stabil.
"Kan bantuan Pak Presiden itu. Januari, Februari, Maret. Belum tambah SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan). Ada bantuan pangan lagi Pak Presiden sampai Juni itu plus operasi pasar 3 bulan," sambung Buwas.
Buwas menambahkan, saat ini kemungkinan musim panen beras di Indonesia bakal mundur dari siklus panen biasanya. Hal itu dikarenakan para petani mengalami keterlambatan pada waktu musim tanam, sehingga dikhawatirkan produksi beras dalam negeri akan terkoreksi.
"Tadi kan Pak Menteri (Amran) bilang, kemungkinan kan mulai ada produksi walaupun mundur. Januar, Februari, Maret diprediksinya belum bisa karena baru tanam, mungkin Januari ya. Kalau kita bilang 3 bulan, April baru ada panen. Tapi kan belum terlalu banyak," kata Buwas.
"Tapi kalau itu ternyata produksinya besar (April), ya kita utamakan dalam negeri dong, harus. Itulah keberpihakan kita pada petani kita, jangan kita senang impor walaupun impor harganya lebih murah," pungkasnya.
(YNA)