Bulog Usul ke Pemerintah, Beras Impor Bebas Bea Masuk
Perum Bulog telah ngusulkan kepada Pemerintah untuk membebaskan bea masuk impor beras.
IDXChannel - Perum Bulog telah ngusulkan kepada Pemerintah untuk membebaskan bea masuk impor beras. Ini untuk menjawab tantangan perekonomian global yang terdampak geopolitik dan perang.
Direktur Utama Bulog Budi Waseso atau Buwas mengatakan, kondisi geopolitik telah menyebabkan kenaikan pada harga minyak hingga melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar. Sedangkan untuk transaksi impor beras masih menggunakan dolar AS (USD) saat ini.
Lemahnya nilai tukar tersebut, kata dia, membuat BUMN Pangan perlu menyiapkan uang yang lebih banyak untuk pengadaan pangan terutama komoditas beras. Mengingat saat ini kapasitas produksi dalam negeri masih kurang menutupi kebutuhan pangan masyarakat.
"Gini, kan sekarang kondisi nilai tukar rupiah terhadap dolar tinggi, minyak pun sekarang naik harganya karena ada perang di beberapa negara yang menghasilkan minyak," kata Buwas di Kompleks DPR RI, Rabu (8/11/2023).
Kenaikan harga minyak tersebut juga menambah ongkos untuk mendatangkan beras ke Indonesia. Ini mengingat ekspedisi laut menjadi transportasi yang dominan untuk mendatangkan beras jutaan ton ke dalam negeri.
Karena itu, meski harga beras impor yang dibeli di suatu negara murah dibandingkan produksi di dalam negeri, namun penambahan biaya ongkos kirim akan berpengaruh terhadap harga beras.
"Terus angkutannya pakai minyak buat kapal kan. Nah itu akan memengaruhi walaupun pangan itu harganya murah di negara itu," ujarnya.
Oleh sebab itu, Buwas menjelaskan, pihaknya saat ini sudah mengajukan semacam relaksasi untuk pembebasan bea masuk impor beras. Hal itu diharapkan mampu mengonversi kenaikan biaya logistik yang saat ini tengah terjadi.
"Maka salah satu yang kita ajukan kepada pemerintah, yaitu bea masuk pangan karena kedelai juga untuk kegiatan komersil, bisnis, tidak ada pajak bea masuknya, masa beras yang untuk kepentingan masyarakat dipajaki? Itu maksudnya," tutur Buwas.
(RNA)