Business Matching: Langkah Konkret Kemenparekraf dan Mister Aladin untuk Wisata Indonesia
pentingnya upaya bersama untuk mendorong pergerakan pariwisata domestik di tengah tren peningkatan jumlah perjalanan wisatawan nusantara.
IDXChannel - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) berkolaborasi dengan Mister Aladin menyelenggarakan Business Matching dengan tema Peran OTA dalam Akselerasi Kunjungan ke Destinasi Wisata Nusantara.
Kegiatan yang diselenggarakan di Losarium Resto, Yogyakarta, Kamis (15/8/2024), tersebut sengaja diinisiasi untuk memperkuat kolaborasi antara pelaku industri pariwisata dan platform Online Travel Agent (OTA), demi mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan domestik ke berbagai destinasi di Indonesia, terutama DI Yogyakarta dan sekitarnya.
Dalam sambutannya, Direktur Pemasaran Pariwisata Nusantara, Dwi Marhen Yono, menyatakan pentingnya upaya bersama untuk mendorong pergerakan pariwisata domestik di tengah tren peningkatan jumlah perjalanan wisatawan nusantara.
Dwi menekankan bahwa kolaborasi antara pelaku pariwisata dan OTA seperti Mister Aladin dapat memberikan manfaat besar dan bersinergi untuk mencapai tujuan tersebut.
Kemudian, tindakan proaktif dalam mengeksplorasi dan memanfaatkan berbagai opsi transportasi dapat membantu meningkatkan efisiensi sistem transportasi secara keseluruhan, dan memastikan mobilitas yang lebih baik untuk masyarakat.
Dengan dukungan terhadap kebijakan yang mendorong penggunaan moda transportasi alternatif, kita dapat menciptakan solusi yang lebih berkelanjutan dan terjangkau.
"Pada saat ini, avtur (bahan bakar pesawat) masih menjadi faktor terbesar terkait mahalnya harga tiket. Belajar dari negara tetangga, terdapat alokasi subsidi yang berpengaruh kepada harga tiket pesawat dalam negeri," ujar Dwi, dalam keterangan resminya.
Hal ini, menurut Dwi, juga menjadi pembahasan kebijakan dari sisi pemerintahan. Namun, pemerintah melalui Kemenparekraf terus mendorong masyarakat agar tetap bisa menggunakan moda transportasi lain sebagai solusi. Seperti KAI salah satunya," ujar Dwi.
Paparan yang diberikan oleh Direktur Utama Badan Otorita Borobudur, Agustin Peranginangin, menyoroti kemajuan aksesibilitas ke Yogyakarta, termasuk kemudahan kunjungan melalui jalur darat dan udara.
Namun, Agustin juga mengakui tantangan dalam menjaga keseimbangan antara jumlah kunjungan dan pelestarian situs bersejarah seperti Candi Borobudur.
"Masih akan tetap diberlakukan pembatasan, sambil di sisi lain tetap membawa beberapa aktivitas lain yang bukan hanya sekedar kunjungan, tapi juga pemberian wawasan sejarah terkait Borobudur maupun situs-situs wisata lain di sekitarnya," ujar Agustin.
Sementara, Perwakilan dari Mister Aladin, Pratama Agus Nugroho, juga memberikan pandangan terkait tren perilaku konsumen, khususnya kaum milenial yang semakin mengandalkan OTA untuk merencanakan perjalanan mereka.
Pratama menekankan bahwa Mister Aladin, sebagai bagian dari MNC Group, memiliki peran penting dalam memberikan eksposur luas terhadap produk pariwisata, sehingga dapat menjadi stimulus bagi peningkatan pembelian produk pariwisata dan pergerakan wisatawan domestik.
"Kerja sama dengan kami memungkinkan untuk bisa kami promosikan menggunakan channel kami. Biasanya akan ada beberapa skenario untuk kami mempromosikan produk hotel, Desa Wisata, dan LTO. Pertama dari sisi produk yang paling banyak dibeli. Kedua jika memang sedang ada promosi spesial dengan pihak hotel, Desa Wisata, dan tour operator. Nanti akan bergantung kepada diskusi apakah akan ada diskon atau harga khusus, yang nanti akan kami iklankan untuk mencapai audience lebih luas," ujar Pratama.
Business Matching ini berhasil menjadi wadah penting untuk memperkuat sinergi antara pelaku industri pariwisata dan Online Travel Agent (OTA) dalam upaya mendorong peningkatan kunjungan wisatawan domestik ke berbagai destinasi di Indonesia.
Kolaborasi antara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dan Mister Aladin menjadi landasan strategis untuk mengatasi tantangan-tantangan yang ada di industri ini.
Melalui diskusi yang mendalam, acara ini menjadi ajang bertukar gagasan dan informasi untuk menetapkan langkah yang diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi perkembangan pariwisata nusantara.
(taufan sukma)