ECONOMICS

Buwas Bantah Data Kementan Soal Ketersediaan 600 Ribu Ton Beras

Suparjo Ramalan 07/12/2022 17:30 WIB

Bantahan itu menyusul adanya surat Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) kepada pada Direktur Utama Bulog, Budi Waseso atau Buwas. 

Buwas Bantah Data Kementan Soal Ketersediaan 600 Ribu Ton Beras. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Perum Bulog membantah stok beras di penggilingan di beberapa wilayah mencapai 610.632 ton. 

Bantahan itu menyusul adanya surat Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) kepada pada Direktur Utama Bulog, Budi Waseso atau Buwas

Adapun isi surat tersebut menjelaskan adanya data kesiapan penggilingan di 24 provinsi yang memasok beras ke Bulog sebesar 610.632 ton dan berlaku hingga akhir Desember 2022. 

Dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI, Buwas menegaskan pihaknya telah melakukan pengecekan langsung di lapangan. Pengecekan difokuskan pada sejumlah penggilingan yang sudah menyepakati kontrak dengan BUMN Pangan tersebut. 

Sebagian besar penggilingan, lanjut Buwas,  sesuai dengan data Kementerian Pertanian dan sudah dicek langsung hingga disepakati kontrak kerja sama. Hanya saja, Buwas mengaku jumlah beras yang diminta pihaknya tidak disanggupi penggilingan.

"Tentunya sebagian besar saya sudah kontrak beberapa dengan yang ada di data itu (penggilingan). Jadi pengecekan itu yang kita dapat data banyak, tapi sementara dia (penggilingan) tidak berani kontrak sebanyak itu (beras) dengan Bulog. Jadi kita cek ulang, tapi kita hadirkan semua, supaya tahu, jangan-jangan dia yang bohong," ungkap Buwas, Rabu (7/12/2022). 

Buwas menjelaskan pihaknya juga berpedoman pada data Badan Pusat Statistik (BPS). Berdasarkan data tersebut total realisasi gabah atau beras Bulog hingga 5 Desember 2022 sebesar 954.462 ton. Namun, jumlah ini sudah berkurang karena adanya operasi pasar yang dilakukan perusahaan. 

Pengadaan ini termasuk realisasi dengan fleksibilitas harga yang ditentukan sebesar Rp8.800 per kilogram (Kg) hingga 5-17 Oktober, di mana pada waktu itu Bulog bisa menyerap hingga 44.997 ton.

Sementara itu, dari data ketersediaan beras yang disodorkan Kementan sebesar 610.632 ton, Bulog hanya mampu menyerap sekitar 166.000 ton beras dengan harga komersial. Jumlah ini tercatat hingga  5 Desember 2022.

"Perlu kami sampaikan komersial ini bukan berarti terus harga di lapangan, berapa pun kita beli, pak, karena ada batasannya, seperti yang disampaikan oleh data di BPS. Ini yang pedoman kita semua," ucap dia. 

Kementerian Pertanian sebelumnya mengeklaim stok beras di beberapa wilayah masih sanggup memenuhi kebutuhan beras Bulog. 

Koordinator Data Evaluasi dan Pelaporan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan (Ditjen TP) Batara Siagian mengatakan bahwa Dirjen Tanaman Pangan telah melayangkan surat resmi ke Dirut Bulog, data beras berikut lokasinya secara terperinci.

"Hal ini tentu sebagai komitmen kami meyakinkan data BPS tidak ada keraguan sesungguhnya, karena faktanya di lapangan beras ada. Namun tentu dengan variasi harga tergantung lokasi," jelas Batara.

Batara berharap Bulog dapat segera menyerap beras tersebut, dan tidak perlu melakukan importasi beras karena petani lokal masih sangat mampu memenuhi kebutuhan gudang Bulog. (NIA)

SHARE