Cadangan Gas Alam Raksasa Ditemukan di Kalimantan, Indonesia Siap Panen Cuan
Gas tersebut ditemukan dari sumur eksplorasi Geng North-1 yang dibor di PSC Ganal Utara, sekitar 85 kilometer lepas pantai Kalimantan Timur.
IDXChannel - Sebuah perusahaan minyak dan gas (migas) multinasional, Eni, mengeklaim penemuan gas dalam jumlah besar di kawasan Kalimantan Timur.
Sebagaimana dilaporkan lewat website resminya, eni.com, perusahaan yang berbasis di Italia itu menyebut bahwa lokasi cadangan baru tersebut memiliki total volume struktur yang teridentifikasi sebesar 5 triliun kaki kubik (TCF) gas yang ada.
Gas tersebut ditemukan dari sumur eksplorasi Geng North-1 yang dibor di PSC Ganal Utara, sekitar 85 kilometer lepas pantai Kalimantan Timur, dengan kandungan kondensat diperkirakan mencapai 400 Mbbls.
Dilansir Senin (9/10/2023), pihak Eni menyebut bahwa penemuan ini mendukung strateginya dalam menghasilkan nilai melalui pemahaman mendalam tentang permainan geologi dan penggunaan teknologi geofisika mutakhir.
Program eksplorasi saat ini dan akuisisi terbaru sejalan dengan strategi transisi energi Eni, yang menyerukan peningkatan portofolio ekuitas LNG (Liquefied Natural Gas) dan secara bertahap mengalihkan bauran portofolionya ke gas dan LNG (dengan target 60% pada 2030).
Dalam hal ini, posisi Asia Tenggara, termasuk Indonesia, dinilai memiliki peran penting bagi Eni dalam menjalankan strategi tersebut.
Selain itu, penemuan ini berpotensi membantu secara signifikan pengembangan pusat produksi baru di Cekungan Kutai Utara, yang akan terhubung dengan fasilitas LNG Bontang di pantai Kalimantan Timur.
Dengan demikian, dapat memanfaatkan kapasitas ullage yang tersedia. Hal ini karena lokasi yang strategis dan ukurannya yang besar.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, sejak Januari 2012 hingga 2022 cadangan gas alam terus mengalami penurunan tahunan. Pada 2022 gas alam Indonesia turun drastis menjadi 36,34 TCF dari 103,35 TCF di 2012.
Selain itu, cadangan gas alam yang potensial juga telah turun drastis dalam sebelas tahun terakhir. Dari 47,35 TCF (2012) menjadi hanya 18,49 TCF (2022).
Bersama dengan itu, upaya terus menerus akan dilakukan untuk segera menghasilkan cadangan gas baru yang nantinya dapat meningkatkan pasokan gas untuk mendukung pembangunan, termasuk hilirisasi gas yang saat ini didorong oleh pemerintah.
Hal ini tentunya didukung pula dengan infrastruktur gas yang sudah ada di Kalimantan Timur. (TSA)
Penulis: Yuwinda Zalfa Amelia