Cadangan Minyak Kritis, RI Mau Pinjam Super Komputer Perusahaan Minyak Italia
Cadangan minyak bumi Indonesia dalam kondisi kritis, diperkirakan tinggal tersisa 9,5 tahun lagi apabila tidak ditemukan lagi cadangan minyak baru.
IDXChannel – Cadangan minyak bumi Indonesia dalam kondisi kritis, diperkirakan tinggal tersisa 9,5 tahun lagi apabila tidak ditemukan lagi cadangan minyak baru. Pemerintah saat ini melakukan berbagai upaya salah satunya akan meminjam teknologi canggih yang dimiliki perusahaan minyak asal Italia, ENI.
Seperti diketahui, berdasarkan data Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) jumlah cadangan terbukti dan potensial per 1 Januari 2020 sebesar 4,17 miliar barel dan cadangan terbuktinya 2,44 miliar barel. Jumlah ini diperkirakan akan habis dalam 9,5 tahun.
“Pemerintah telah melakukan berbagai upaya, mempermudah perizinan, mengelontorkan dana miliaran dolar hanya untuk eksplorasi. Tapi kendalanya saat ini banyak potensi cadangan minyak yang ditemukan itu berada di daerah remote dan daerah lepas pantai serta laut dalam,” kata Seketaris Jendral Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto, di acara Market Review IDX Channel, Kamis (28/1/2021).
Djoko mengatakan, penemuan cadangan minyak saat ini paling banyak berada di daerah Indonesia bagian tengah dan Indonesia bagian timur. Untuk melakukan eksplorasi pengeboran tentu tidaklah mudah dan murah. Diperlukan peralatan yang canggih.
“Kalau daerah Indonesia bagian barat seperti di Sumatera sekarang sudah jenuh. Sehingga kita harus eksplorasi ke Indonesia tengah dan timur. Tapi ini memerlukan teknologi canggih, yang kita akui kita belum memiliki,” kata Djoko.
Ia mengungkapkan, saat ini pemerintah melalui SKK Migas sedang melakukan penjajakan penggunaan peralatan komputer super canggih yang dimiliki perusahaan minyak asal Italia yakni ENI.
“Yang sudah punya itu ENI dari Italia, yang punya teknologi super komputer yang bisa melihat kondisi di bawah tanah itu empat dimensi. SKK Migas sedang berupaya untuk bekerjasama dengan ENI agar bisa menggunakan peralatannya untuk melihat data-data seismik di bawah tanah sehingga mempermudah pengeboran,” ungkapnya.
“Tapi untuk meminjam peralatan super komputer ENI ini butuh proses, transfer data juga ada aturannya, kemudian para ahli yang mengoperasikan peralatan canggih itu juga harus dibayar, karena cuma mereka yang bisa mengoperasikannya karena mereka yang buat,” ucapnya.
Selain cadangan minyak yang menipis, Kementerian ESDM juga mencatat, cadangan gas bumi Indonesia cukup untuk 19,9 tahun ke depan dengan asumsi tidak ada penemuan cadangan baru. Untuk cadangan terbukti dan potensial gas mencapai 62,4 triliun kaki kubik (TCF) dan cadangan terbukti sebesar 43,6 TCF. (RAMA)