ECONOMICS

Canggih! Fintech Bisa Deteksi Data NIK dan KTP yang Direkayasa

Ikhsan PSP 22/07/2022 22:00 WIB

Direktur Eksekutif AFPI Kuseryansyah mengungkapkan teknologi FDC dapat mendeteksi peminjam dengan data NIK atau KTP yang direkayasa.

Canggih! Fintech Bisa Deteksi Data NIK dan KTP yang Direkayasa. (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Perkembangan teknologi memungkinkan perusahaan financial technology (fintech) mendeteksi data yang direkayasa. Direktur Eksekutif Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Kuseryansyah mengungkapkan bahwa peminjam yang berniat jahat akan bisa terdeteksi dengan teknologi Fintech Data Center (FDC).

FDC merupakan data peminjam yang dikumpulkan untuk bisa diakses oleh berbagai platform fintech. Data tersebut pun bisa diakses setiap hari.

"Setiap hari dan jam tertentu seluruh penyelenggara mengirimkan datanya ke FDC lalu FDC akan mengkonfirmasi datanya sudah diterima , lalu besoknya data itu sudah bisa digunakan dengan data yang ter-update oleh penyelenggara," jelas Kuseryansyah dalam jumpa pers virtual, Jumat (22/7/2022).

Dia menambahkan, penyelenggara nantinya bisa menggunakan FDC untuk mendeteksi peminjam yang tidak baik. Bisa jadi ada orang yang mau pinjam, kemudian kasih NIK dengan KTP yang sudah diolah atau yang sudah direkayasa.

"Ketika dia masukkan KTP tersebut, NIK itu kemudian dibaca di FDC ternyata namanya berbeda atau wajahnya berbeda. Ini kita bisa deteksi orang-orang yang punya niat gak baik itu," terangnya.

Selain itu, FDC bisa digunakan untuk mendeteksi dan melihat kualitas keterlambatan dan kelancaran dari peminjam."Kalau ada NIK dimasukkan keluar namanya, lalu kita bisa lihat, orang ini pinjamannya ada berapa, kemudian tingkat kelancaran bayarnya seperti apa," tambahnya.

Dia juga mengklaim bahwa FDC sangat efektif untuk mencegah pendanaan berlebih. Sebab, industri itu menyarankan kepada platform maksimum hanya enam pinjaman.

"Kalau dimasukkan NIK langsung kita akan dapat feedback platform itu, oh si NIK ini sudah punya pinjaman di platform mana saja dan ada berapa," ujarnya.

(FRI)

SHARE