Catat, Ini 10 Kota dengan Biaya Hidup Termahal di Dunia
Economist Intelligence Unit (EIU) merilis daftar kota dengan biaya hidup termahal di dunia.
IDXChannel - Economist Intelligence Unit (EIU) merilis daftar kota dengan biaya hidup termahal di dunia. Deretan kota ini berada di dalam laporan terbarunya tahun 2023.
Dilansir dari Reuters pada Kamis (30/11/2023), survei EIU dilakukan mulai 14 Agustus hingga 11 September 2023. Survei dilakukan dengan membandingkan lebih dari 400 harga individual pada lebih dari 200 produk dan layanan di 173 kota.
Ada 10 kota termahal dalam daftar EIU. Ini terdiri dari dua kota di Asia, empat kota di Eropa, dan tiga kota di Amerika Serikat.
Ini deretan kota dengan biaya hidup termahal di dunia versi EIU:
1. Singapura
2. Zürich
3. Jenewa
4. New York
5. Hongkong
6. Los Angeles
7. Paris
8. Kopenhagen, Denmark
9. Tel Aviv
10. San Fransisco
Menurut catatan EIU, ini kesembilan kalinya dalam 11 tahun Singapura bertengger di peringkat teratas.
EIU mengatakan, Singapura menempati posisi teratas karena tingginya biaya bahan makanan, alkohol, pakaian, dan kepemilikan kendaraan pribadi.
"Jadi wajar jika Anda memiliki ruang terbatas dengan banyak profesional bergaji tinggi, ada tingkat permintaan tertentu yang menarik inflasi yang bersaing untuk mendapatkan perumahan dan sumber daya lainnya," kata Analis senior di EIU, Syetarn Hansakul.
Menurutnya, Singapura adalah negara kota kecil yang memiliki pusat keuangan yang sukses.
EIU menambahkan, secara rata-rata, harga-harga sekitar 200 barang dan jasa mencatat kenaikan 7,4% pada 2023, turun dari 8,1% di 2022, namun masih jauh lebih tinggi dibandingkan periode 2017-2021.
EIU memperkirakan, inflasi akan terus melambat tahun depan, namun eskalasi lebih lanjut dalam perang Israel-Hamas dapat menaikkan harga energi dan kondisi El Niño yang lebih kuat dari perkiraan dapat mendorong harga pangan lebih tinggi lagi.
Di antara kota-kota yang mengalami penurunan terbesar dalam daftar EIU adalah kota-kota di Tiongkok dan Jepang yang terseret oleh melemahnya yuan Tiongkok dan yen Jepang. (Mohammad Fiqri Riyadi/Magang)
(NIY)