Cerita Perjuangan Bahlil, Kampus Tidak Ada di Google Maps tapi Bisa Jadi Menteri
Dia mengatakan bahwa sedari kecil hidupnya harus dilalui dengan penuh perjuangan.
IDXChannel - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, menceritakan kisah hidupnya di hadapan wisudawan Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Dia mengatakan bahwa sedari kecil hidupnya harus dilalui dengan penuh perjuangan.
Terlahir dari sebuah kampung di Papua, ibu Bahlil bekerja sebagai asisten rumah tangga. Sedangkan ayahnya bekerja menjadi buruh bangunan dengan penghasilan Rp7.500 per hari.
Bahlil bercerita dirinya harus berjalan kaki sejauh 4 kilometer (km) untuk menuju Sekolah Dasar (SD) tempat dirinya menimba ilmu.
"SD saya jalan kaki 4 km pergi dan setiap hari saya harus pulang pergi 8 km. Tapi semua itu harus kita lakukan dengan optimisme," ucap Bahlil, Senin (19/6/2023).
Meski demikian, Bahlil mengaku tetap yakin dan optimistis bisa meraih masa depan yang lebih baik di kemudian hari.
"Kalau saya pasrah dengan kehidupan itu maka saya tidak bisa jadi apa-apa di Papua," ujarnya.
Bahlil menambahkan, saat dirinya menimba ilmu di perguruan tinggi, kampus tempatnya belajar bahkan tidak muncul di kolom pencarian Google.
Tapi Bahlil mengatakan kalau dirinya memiliki prinsip tidak pernah ada satu perguruan tinggi yang menjamin kualitas seorang mahasiswa, yang menjamin kualitas mahasiswa itu adalah mahasiswa itu sendiri.
"Saya kuliahnya di kampung, di Google aja tidak ada, cari di Google nggak ada tuh kampus saya. Tapi saya alhamdulillah diberikan amanah untuk menjadi Menteri Investasi dan di Kementerian Investasi itu menterinya kalau tidak tamatan Harvard, minimal UI (Universitas Indonesia)," tuturnya.
Dari perjalanan hidupnya tersebut, Bahlil berpesan, bahwa tidak ada yang mustahil di dalam kehidupan dan tidak ada yang bisa menjamin masa depan seseorang.
"Yang bisa menjamin masa depan kita adalah kita sendiri. Jangan pernah menggantungkan masa depan kalian kepada ayah, ibu, teman, apalagi pacar, itu pasti tidak akan sebaik dan tidak semaksimal kalau kita sendiri yang mencapai," pungkasnya. (NIA)