China Longgarkan Aturan Covid Khusus Turis dari AS
China mulai melakukan pelonggaran sejumlah aturan terkait covid-19 bagi para turis yang akan masuk ke negaranya.
IDXChannel - China mulai melakukan pelonggaran sejumlah aturan terkait covid-19 bagi para turis yang akan masuk ke negaranya. Mulai besok, khusus turis dari Dallas, New York, Los Angeles, San Francesco, dan Seattle Amerika Serikat (AS), tidak lagi memerlukan tes RT-PCR tujuh hari sebelum mereka terbang, atau tes antibodi apa pun.
Hal tersebut berdasarkan pemberitahuan yang dikeluarkan Selasa malam dari Kedutaan besar China di Amerika Serikat dan beberapa konsulat. Cina juga mempersingkat, periode karantina pra-keberangkatan untuk beberapa pelancong yang masuk.
"Sedikit relaksasi sebagai tanggapan terhadap faktor-faktor termasuk karakteristik varian virus corona," menurut pemberitahuan dari kedutaan dan konsulat China, dilansir Channel News Asia, Kamis (19/5/2022)
Namun, dalam pelaksanaannya Cina masih memberlakukan test Covid-19, dua tes RT-PCR dalam 48 atau 24 jam penerbangan bagi pelancong. Hal itu tergantung, dari bandara mana mereka terbang, ditambah tes antigen pra-penerbangan lainnya, pemberitahuan itu menunjukkan.
Hal tersebut berdasarkan masa inkubasi varian Omicron, yang lebih pendek telah memungkinkan sedikit pelonggaran pembatasan pada pelancong internasional. Ibu kota Beijing mengatakan awal bulan ini, mengurangi periode karantina di fasilitas terpusat pada saat kedatangan bagi para pelancong menjadi 10 hari dari 14 hari.
Meskipun satu minggu lagi isolasi di rumah tetap diberlakukan. Sementara negara lain, seperti Uni Emirat Arab, Serbia dan Bangladesh mengatakan pada hari Rabu bahwa mereka telah menghapus persyaratan tes antibodi untuk pelancong ke China.
Juga mempersingkat masa karantina pra-keberangkatan, untuk karyawan di perusahaan China menjadi 10 hari dari 21 hari. Sementara Indonesia, mulai melonggarkan aturan pembatasan terkait pencegahan pandemi Covid-19 dengan memperbolehkan masyarakat untuk tidak memakai masker di ruang terbuka, hal ini dilakukan karena perlalihan dari fase Pandemi ke Endemi.
"Belajar dari sejarah pandemi yang pernah terjadi di dunia, transisi menuju endemi dilakukan saat masyarakat sudah mulai menyadari bagaimana caranya melakukan protokol kesehatan yang sehat pada diri dan keluarga. Hal tersebut memerlukan edukasi dan penerapan secara bertahap.” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dalam laman Kemenkes, Kamis (19/05/2022). (RAMA)