China Peringati ASEAN, Masa Depan Wilayah di Tangan Kita Sendiri
Memanasnya hubungan geopolitik di Eropa Timur membuat negara-negara besar berlomba-lomba memberikan pengaruh, China pun memberi peringatan.
IDXChannel - Memanasnya hubungan geopolitik di Eropa Timur membuat negara-negara besar berlomba-lomba memberikan pengaruh, tak terkecuali China sendiri dalam menjaga kepentingannya atas Laut China Selatan (LCS).
Atas alasan itu, Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, memberikan peringatan bagi negara-negara di kawasan Asia, khususnya ASEAN. Dia mengajak ASEAN tidak menjadi "bidak" bagi negara-negara besar di dunia.
"Kita harus melindungi wilayah ini dari perhitungan geopolitik…dari digunakan sebagai bidak catur dari persaingan kekuatan besar dan dari paksaan. Masa depan wilayah kita harus ada di tangan kita sendiri," kata Wang, di Sekretariat Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) di Jakarta.
Hal ini tak lepas dari potensi kawasan Asia Tenggara untuk menjadi kawasan ketegangan geopolitik antara negara-negara besar karena kepentingan strategisnya, lapor Reuters.
China mengklaim hampir seluruh wilayah lautan itu sebagai wilayahnya. Ini bertentangan dengan klaim teritorial negara di kawasan itu seperti Filipina, Malaysia, dan Vietnam. Di sisi lain, AS menyebut klaim China ini sebagai sesuatu yang ilegal.
Washington bahkan seringkali menugaskan kapal perangnya ke LCS dalam sebuah misi yang disebut sebagai kebebasan navigasi.
Wang mengatakan kepada Blinken pada Senin lalu, bahwa kedua belah pihak harus menetapkan aturan untuk interaksi positif dan membahas dukungan bersama untuk regionalisme di Asia-Pasifik.
"Elemen intinya adalah untuk mendukung sentralitas ASEAN, menjunjung tinggi kerangka kerja korporasi regional yang ada, menghormati hak dan kepentingan sah satu sama lain di Asia-Pasifik daripada bertujuan untuk memusuhi atau menahan pihak lain," kata Wang.
China menganggap Taiwan sebagai wilayah "suci" dan tidak pernah menahan diri dari menggunakan kekuatan untuk memastikan persatuan akhir.
Washington menyatakan bahwa ia tetap berkomitmen pada satu kebijakan China dan tidak mempromosikan kemerdekaan Taiwan, tetapi Amerika Serikat akan memberi Taiwan sarana untuk melindungi dirinya sendiri di bawah Undang-Undang Hubungan Taiwan. (TYO/RIDHO)