Cokelatin, UMKM Lokal Binaan Bank Indonesia yang Tembus Pasar Dunia
Salah satu UMKM binaan Bank Indonesia turut mencuri perhatian di Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2025.
IDXChannel - Salah satu Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) binaan Bank Indonesia (BI) turut mencuri perhatian di Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2025.
UMKM bernama Cokelatin. Produsen olahan cokelat lokal yang telah menembus pasar internasional.
Berdiri sejak 2016, Cokelatin fokus memproduksi berbagai olahan cokelat, mulai dari bubuk, minuman, hingga gelato.
“Kami menjadi binaan BI sejak tahun 2019 melalui Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten melalui proses kurasi,” ujar Pemilik Cokelatin Signature, Nugroho Surosoputra kepada IDX Channel, Minggu (12/10/2025).
Staf Cokelatin, Indah mengatakan, seluruh bahan baku Cokelatin bersumber dari biji kakao lokal yang dipanen dari Sulawesi dan Jawa. Tak hanya mengambil hasil panen, Cokelatin juga membina para petani agar menghasilkan biji cokelat berkualitas tinggi.
“Cokelatin itu punya prinsip dalam pengolahan biji kakao tidak hanya mengambil saja, tapi bermitra dan membina petani cokelat juga untuk menghasilkan kualitas biji cokelat yang bagus,” kata Indah saat ditemui di pameran ISEF 2025.
Ilustrasi UMKM binaan Bank Indonesia (Foto: Bank Indonesia)
Indah menuturkan, Cokelatin kini telah mengembangkan penanaman biji kakao di wilayah Banten. Meskipun harga bahan baku sempat melonjak, Cokelatin tetap stabil karena hubungan kemitraan yang kuat dengan petani lokal.
Perjalanan Cokelatin sebagai UMKM binaan BI dimulai dari keikutsertaannya dalam berbagai bazar dan pameran, termasuk di kampus dan ruang publik. Pandemi Covid-19 sempat menekan penjualan, namun sejak kegiatan pameran kembali digelar, permintaan produk meningkat signifikan.
Dari sisi bisnis, kinerja Cokelatin terus meningkat. Produk mereka kini telah digunakan di sejumlah hotel bintang lima, seperti Mercure, Grand Hyatt, Aston, hingga Fairmont.
Tak hanya itu, Cokelatin juga telah menembus pasar ekspor ke Arab Saudi, Amerika Serikat, Taiwan, Hong Kong, Jepang, dan Thailand.
“Kita sudah ekspor ke Saudi Arabia, US, Taiwan, Hongkong, Jepang, Thailand dan beberapa negara lainnya. Sudah lumayan berkembang lah untuk produknya,” kata Indah.
Di ISEF 2025, Indah mengaku omzet Cokelatin cukup baik meskipun lokasi penyelenggaraan tahun ini berpindah dari Jakarta Convention Center (JCC) ke JIExpo Kemayoran.
ISEF 2025 sendiri mencatat capaian gemilang. Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti mengungkapkan, total nilai transaksi selama empat hari penyelenggaraan mencapai lebih dari Rp2,6 triliun. Secara keseluruhan, total capaian ISEF 2025 menembus Rp3,1 triliun.
“Nilai business matching, pembiayaan, perdagangan, dan omzet penjualan selama empat hari ISEF ini sudah mencapai Rp2,6 triliun. Jika digabung dengan capaian road to ISEF, jumlahnya mencapai Rp3,1 triliun rupiah,” kata Destry.
Sebelumnya, ISEF 2025 resmi dibuka oleh Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo pada Rabu (8/10/2025).
Tahun ini, ISEF mengusung tema "Sinergi Ekonomi dan Keuangan Syariah Memperkuat Kemandirian dan Pertumbuhan Ekonomi Inklusif" dengan rangkaian kegiatan pameran, business matching, serta forum keuangan syariah yang diikuti lebih dari 700 pelaku industri.
(Nur Ichsan Yuniarto)