CPOPC Umumkan Sekjen dan Wasekjen Baru, Ini Sosoknya
Dewan Negara-Negara Penghasil Minyak Sawit atau Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) resmi mengumumkan transisi kepemimpinan eksekutifnya.
IDXChannel - Dewan Negara-Negara Penghasil Minyak Sawit atau Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) resmi mengumumkan transisi kepemimpinan eksekutifnya pada Rabu (28/5/2025).
Saat ini, jabatan Sekretaris Jenderal dijabat oleh Izzana Salleh, menggantikan Rizal Affandi Lukman. Kemudian, Musdhalifah Machmud sebagai Wakil Sekretaris Jenderal, menggantikan Datuk Nageeb Wahab. Keduanya untuk masa jabatan Juni 2025-Mei 2028.
Dalam konferensi pers yang digelar di kantor CPOPC di Jakarta Pusat, Izzana mengatakan, transisi ini menandai fase baru dari strategi CPOPC untuk memperkuat keberlanjutan, keadilan, dan kerja sama global di sektor minyak sawit.
Izzana yang juga merupakan Dewan Pengawas Malaysian Palm Oil Council (MPOC) dan pendiri RISE Human Capital itu juga menyampaikan, di bawah kepemimpinannya, CPOPC akan fokus pada penguatan industri minyak sawit secara keseluruhan.
"Kami akan bekerja untuk memastikan bahwa minyak sawit, yang diproduksi secara bertanggung jawab dan berkelanjutan oleh Negara Anggota kami, diakui secara global sebagai kekuatan positif, mendukung mata pencaharian, berkontribusi pada ketahanan pangan dan energi, serta mendorong aksi nyata iklim," kata Izzana.
"Fokus kami adalah memperkuat kolaborasi regional, menyelaraskan standar keberlanjutan, dan memperjuangkan hak-hak petani kecil dalam rantai nilai global. Kami berkomitmen untuk terlibat lebih aktif dengan mitra di seluruh dunia, membangun kepercayaan melalui transparansi, sains, dan tanggung jawab bersama," ujarnya.
Untuk diketahui, di kepemimpinan sebelumnya, CPOPC terus berupaya meningkatkan posisinya melalui lima pilar utama, yaini komunikasi dan promosi (termasuk advokasi), keberlanjutan, dukungan bagi petani kecil, riset dan pengembangan, serta konsultasi.
Pencapaian yang telah diraih, antara lain mendapatkan status pengamat di ECOSOC PBB sehingga memungkinkan CPOPC menyuarakan pendapat di platform multilateral tertinggi. Selain itu CPOC juga telah meluncurkan Konferensi Minyak Nabati Berkelanjutan sebagai forum global untuk dialog di sektor minyak nabati.
Di sisi lain, CPOPC juga berhasil membentuk Gugus Tugas Gabungan (Joint Task Force/JTF) bersama Uni Eropa, Indonesia, dan Malaysia terkait Regulasi Deforestasi Uni Eropa (EUDR). Melakukan pendekatan strategis di negara-negara konsumen seperti Uni Eropa, Inggris, India, China, dan Pakistan guna menangkal misinformasi dan mengadvokasi perdagangan berbasis sains dan transparansi.
Capaian lainnya adalah bergabung dengan Aliansi Biofuel Global (Global Biofuels Alliance/GBA) untuk memosisikan minyak sawit dalam narasi transisi energi menuju Net Zero 2060. Kemudian mendorong partisipasi generasi muda melalui program #YoungElaeis Ambassadors, yang menjangkau lebih dari 20 negara.
Masa kepemimpinan ini menandai identitas strategis baru bagi CPOPC—menjembatani kepentingan produsen dan konsumen, membela hak petani kecil, serta mendorong keberlanjutan dengan pragmatisme dan tujuan yang jelas.
Dalam kesempatan yang sama, Rizal Affandi Lukman selaku Sekjen sebelumnya mengaku merasa terhormat bisa memimpin CPOPC di masa yang penuh transformasi. Dia menyebut selama tiga tahun terakhir, CPOPC berupaya keras untuk mengubah persepsi global tentang minyak sawit.
"Selama tiga tahun terakhir, kami bekerja tanpa lelah untuk mengubah persepsi global tentang minyak sawit, dengan menempatkan fakta, keadilan, dan kesejahteraan petani kecil di pusat diskusi. Kami telah memperkuat fondasi kelembagaan, memperluas jaringan global, dan terlibat langsung dengan para pembuat kebijakan, produsen, serta masyarakat," kata Rizal.
"Ini bukan akhir, melainkan awal dari kelanjutan. Saya yakin di bawah kepemimpinan Izzana Salleh dan Musdhalifah Machmud, CPOPC akan melangkah maju dengan energi baru untuk menjawab tantangan dan peluang di masa depan," ujarnya.
(Dhera Arizona)