ECONOMICS

Curhat RI Digugat karena Stop Ekspor Nikel, Bahlil: Saya Bingung Cara Berpikir Negara Maju

Ikhsan Permana SP/MPI 10/01/2023 11:05 WIB

Menteri Investasi,Bahlil Lahadalia curhat kepada mahasiswa Harvard soal Indonesia yang digugat Uni Eropa karena kebijakan stop ekspor nikel.

Curhat RI Digugat karena Stop Ekspor Nikel, Bahlil: Saya Bingung Cara Berpikir Negara Maju. (Foto: BKPM).

IDXChannel - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia menjelaskan, bagaimana arah kebijakan investasi di Indonesia kepada para mahasiswa pascasarjana Harvard University, Amerika Serikat 

Bahlil mengatakan, saat ini, pemerintah Indonesia fokus pada industri hilirisasi dengan pendekatan energi hijau dan industri hijau. Akan tetapi, langkah Indonesia dalam memperjuangkan hilirisasi tersebut tidak sepenuhnya memperoleh dukungan dari negara-negara maju. 

Dia menambahkan, Indonesia menghadapi gugatan dari Uni Eropa melalui WTO (World Trade Organization) terkait dengan kebijakan pemberhentian ekspor nikel yang dilakukan pada 2019.

“Saya jujur mengatakan, saya bingung dengan cara berpikir dari sebagian negara-negara maju. Ketika Indonesia memperjuangkan untuk hilirisasi memberikan nilai tambah dan kolaborasi dengan pengusaha-pengusaha lokal, sebagian negara-negara tersebut tidak mau," kata dia dalam keterangan resminya, Selasa (10/1/2023).  

"Sementara mereka tahu sebuah negara berkembang menuju negara maju, salah satu instrumennya adalah melakukan hilirisasi,” lanjut Bahlil.

Dia memberikan contoh kebijakan yang lebih dulu dilakukan oleh negara-negara maju, seperti Inggris, China, dan Amerika dalam melakukan hilirisasi dalam rangka menjaga kedaulatan industri di negaranya masing-masing. 

“Inggris di abad ke-16 ketika mereka memberhentikan ekspor wool sebagai bahan baku tekstil. Amerika di abad ke-19 dan 20 begitu juga. Mereka menggunakan pajak progresif untuk impor dalam rangka menjaga kedaulatan industrinya lebih bagus. China di tahun 80-an itu aturan TKDN-nya 80% dan industrinya bagus sekarang,” ujar Bahlil. 

Menurutnya, saat ini sudah saatnya bagi negara maju maupun negara berkembang membangun kolaborasi dan kerja sama yang baik, dalam rangka membangun ekonomi dunia yang lebih adil dan merata, dengan memerhatikan pada energi hijau dan industri hijau. 

Selain itu, Bahlil mengatakan optimismenya, Indonesia akan menjadi negara hilirisasi di kawasan Asia Tenggara yang fokus pada pengelolaan sumber daya alam.

(FAY)

SHARE