ECONOMICS

Dari Opsi Pembiayaan Hingga Size Variatif, Solusi Bantu Generasi Milenial  Dapatkan Hunian

Iqbal Dwi Purnama 28/07/2022 04:54 WIB

Berdasarkan Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2020 yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) angka Backlog perumahan mencapai 12,75 juta unit.

Dari Opsi Pembiayaan Hingga Size Variatif, Solusi Bantu Generasi Milenial  Dapatkan Hunian (foto: MNC Media)

IDXChannel - Melonjaknya harga berbagai barang material bahan baku membuat harga hunian secara perlahan merangkak naik. Hal ini semakin menegaskan kekhawatiran sejumlah pihak bahwa masyarakat saat ini, terutama generasi milenial, bakal makin susah mendapatkan Rumah.

Head of Research Jones Lang Lasalle (JLL) Indonesia, Yunus Karim, mengakui kemungkinan tersebut memang dapat terjadi, selain juga lantaran tidak adanya lagi insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP).

Kondisi tersebut tentu memantik ancaman peningkatan backlog perumahan di Indonesia. Berdasarkan Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2020 yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) angka Backlog perumahan mencapai 12,75 juta unit.

"Kita lihat memang strategi dari para pengembang ini dari sisi mereka melakukan inovasi untuk membuat rumah dengan size yang lebih kompleks untuk kelas milenial," ujar Yunus, dalam Second Quarter 2022 Jakarta Property Market Update JLL Indonesia, Rabu (27/7/2022).

Selian itu, menurut Yunus, mekanisme pembiayaan untuk sektor perumahan juga penting untuk diperhatikan yang memudahkan masyarakat untuk memiliki rumah. Meski demikian Yunus optimis sektor perumahan bakal tetap tumbuh mengingat rumah juga menjadi suatu kebutuhan.

"Fleksibiltas pembayaran menjadi salah satu hal yang bisa dilihat sebagai strategi untuk memudahkan pembelian rumah," sambungnya.

Menurut Yunus permintaan rumah tapak sangat dipengaruhi keterjangkauan harga, hal tersebut menjadi salah satu faktor yang membuat sektor rumah tapak tetap memiliki performance yang baik ditengah pandemi covid 19.

"Program pemerintah seperti insentif PPN dan berbagai promosi serta penawaran cara bayar yang fleksibel oleh pengembang juga mendorong tingginya minat rumah tapak," pungkasnya. (TSA)

SHARE