ECONOMICS

Data Final soal Keputusan Impor KRL Bekas Jepang Masih Diproses KAI

Heri Purnomo 25/05/2023 17:30 WIB

PT Kereta Api Indonesia (Persero) mengungkapkan, saat ini pihaknya sedang melakukan penghitungan data jumlah penumpang pasca pandemi Covid-19. 

Data Final soal Keputusan Impor KRL Bekas Jepang Masih Diproses KAI. (Foto MNC Media)

IDXChannel - Polemik impor KRL tampaknya saat ini akan memasuki babak akhir. Keputusan impor KRL bekas dari Jepang akan ditentukan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

Sebelum keputusan tersebut diambil, diperlukannya dua data final dari PT INKA terkait besaran biaya yang akan digunakan dalam memproduksi gerbong kereta. Kemudian, data dari KAI terkait kenaikan jumlah penumpang kereta pasca pandemi Covid-19.

PT Kereta Api Indonesia (Persero) mengungkapkan, saat ini pihaknya sedang melakukan penghitungan data jumlah penumpang pasca pandemi Covid-19. 

"Nanti kita tunggu. (Data final) dalam proses," kata Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo ketika ditemui dalam acara Bazar UMKM Untuk Indonesia dengan tema Seru-Seruan Bazar Lokal di atrium Plaza Sarinah, Jakarta, Kamis (25/5/2023).

Di tempat yang berbeda, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, keputusan akan diambil berdasarkan data produksi KRL dari INKA untuk periode tertentu. Dan, jumlah permintaan penumpangnya yang harus di-review oleh PT KAI (Persero). 

"Saya bilang waktu itu kan saya diundang rapat sama Menko (luhut) Menhub, Menteri Perindustrian, lalu saya bilang saya menunggu dua data final, satu dari INKA berapa besar bisa memproduksi daripada gerbong itu, minta datanya. Saya juga meminta KAI untuk mereview ulang pasca Covid kenaikan jumlah yang memakai kereta," katanya.

"Kalau data ini sudah keluar baru kita bisa sinkronkan, jadi bisa ada keputusan, berapa lokal berapa yang impor, jadi bukan ribut impor dalam negeri, tanpa solusi buat masyarakat," lanjut dia.

Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo atau Tiko memastikan impor KRL bekas asal Jepang terealisasi tahun ini. Rencananya, pemerintah akan mendatangkan 12 rangkaian KRL dari Negeri Sakura.

Dia menyebutkan, dari perhitungan di lapangan opsi impor harus dilakukan. Sebab, INKA tidak bisa memasok kereta yang dibutuhkan KCI saat ini.

"Memang setelah kita hitung, memang kondisi di lapangan tidak memungkinkan untuk kita menunggu sampai produksi INKA ya, jadi kita sudah usulkan untuk ada penambahan impor 12 trainset," ungkap Tiko saat ditemui wartawan di gedung Mahkamah Agung.

Meski sinyal impor KRL bekas dilakukan tahun ini, Toko mengatakan masih ada satu kali pertemuan dengan Luhut Binsar Pandjaitan. "Dan ini lagi mau kita rapatkan dengan pak Menko Marves segera," ucap Tiko.

(YNA)

SHARE