ECONOMICS

Dedolarisasi di ASEAN Dinilai Sulit Terwujud, Ini Alasannya 

Michelle Natalia 27/04/2023 15:39 WIB

Keketuaan Indonesia dalam KTT ASEAN 2023 didorong untuk mewujudkan dedolarisasi di kawasan Asia Tenggara.

Dedolarisasi di ASEAN Dinilai Sulit Terwujud, Ini Alasannya . Foto: MNC Media.

IDXChannel - Keketuaan Indonesia dalam KTT ASEAN 2023 didorong untuk mewujudkan dedolarisasi di kawasan Asia Tenggara. Namun, bagaimana peluang tersebut?

Ekonom LPEM FEB Universitas Indonesia (UI), Teuku Riefky, mengatakan peluang dedolarisasi masih kecil.

"Terkait dedolarisasi ini nampaknya peluangnya masih kecil, ini dipengaruhi beberapa faktor," ujar Teuku kepada IDXChannel di Jakarta, Kamis (27/4/2023). 

Alasan pertama, adalah aset denominasi dolar Amerika Serikat (USD) masih mendominasi pasar keuangan global. Kedua, tidak ada alternatif currency yang viable dari segi aset dan penggunaan yang mampu menggantikan USD dalam skala besar.

"Ketiga, kedalaman pasar keuangan juga masih sangat didominasi USD," ungkap Riefky.

Mengingat hal ini, dia menilai bahwa keketuaan ASEAN oleh Indonesia belum akan berdampak signifikan terhadap dedolarisasi. 

"Beberapa hal yang mungkin adalah mendorong LCS. Tapi ini pun skalanya belum mampu sepenuhnya menggantikan penggunaan USD," pungkas Riefky. 

Sebagai informasi, pengembangan transaksi LCS yang diterapkan sejak 2018, telah merangkul beberapa negara untuk bekerjasama yaitu Malaysia, Thailand, Jepang dan China. 

Kontribusi keempat negara tersebut mendorong tren pertumbuhan LCS yang positif di pasar keuangan, hingga mencapai USD868 juta dolar AS pada triwulan I 2022. 

Pentingnya upaya perluasan LCS dibutuhkan untuk mengurangi ketergantungan penggunaan mata uang utama sehingga menciptakan diversifikasi mata uang yang pada akhirnya dapat meningkatkan stabilitas nilai tukar rupiah. (NIA)

SHARE