Defisit Anggaran AS Meningkat Lebih Cepat dari Perkiraan
Kantor Anggaran Kongres (CBO) mengungkap defisit anggaran federal Amerika Serikat (AS) melebar dengan cepat.
IDXChannel - Kantor Anggaran Kongres (CBO) mengungkap defisit anggaran federal Amerika Serikat (AS) melebar dengan cepat. Departemen Keuangan AS bisa kehabisan dana lebih awal dari yang diperkirakan di tengah kebuntuan negosiasi peningkatan pagu utang antara Partai Demokrat dan Partai Republik.
Kelebihan pengeluaran atas penerimaan mencapai USD459 miliar untuk empat bulan pertama tahun fiskal, yang dimulai 1 Oktober, menurut perkiraan CBO yang dirilis pada Rabu (8/2/2023), seperti dilansir Bloomberg pada Kamis (9/2/2023).
Angka tersebut lebih tinggi USD200 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Laporan CBO menunjukkan bahwa pengeluaran meningkat, sementara pendapatan masuk lebih lemah dari tahun lalu. Pada tahun 2022, Departemen Keuangan menikmati rekor pemungutan pajak, berkat jumlah pekerjaan yang meingkat dan pertumbuhan upah.
Tahun 2021, pasar keuangan mencatat kinerja yang positif sehingga bisa mendukung pendapatan pajak pada 2022. Namun, lesunya pasar keuangan tahun lalu membuat pendapatan pajak dari sumber tersebut akan jauh lebih lemah tahun ini.
Departemen Keuangan biasanya merilis angka anggaran bulanan resminya pada pertengahan bulan. Selama tiga bulan hingga Desember, Departemen Keuangan melaporkan defisit USD421 miliar, sekitar 12 persen lebih buruk dari tahun sebelumnya.
Departemen telah mengisyaratkan bahwa pengeluaran dan pendapatan mungkin lebih buruk daripada yang diantisipasi. Pekan lalu, Departemen Keuangan meningkatkan perkiraan kebutuhan pinjaman untuk kuartal saat ini yang salah satunya disebabkan proyeksi penerimaan yang lebih rendah dan pengeluaran yang lebih tinggi yang berjumlah USD93 miliar.
Partai Republik ingin pemangkasan anggaran dilakukan dengan alasan kebijakan ekonomi pemerintahan Joe Biden telah menempatkan AS pada jalur fiskal yang tidak berkelanjutan. GOP bersikeras pada pemotongan pengeluaran sebagai imbal balik untuk menaikkan batas utang.
Presiden Joe Biden telah menolak persyaratan apa pun, dan dalam pidato kenegaraannya pada hari Selasa mengatakan bahwa tidak ada pemerintahan yang menambah utang nasional lebih banyak daripada pendahulunya, Donald Trump.
(WHY)