ECONOMICS

Deflasi Diproyeksi Terjadi pada Mei 2025, Ini Penyebabnya

Nia Deviyana 06/05/2025 22:00 WIB

Kembalinya tarif transportasi udara dan darat berpotensi menyumbang tren deflasi. 

Deflasi Diproyeksi Terjadi pada Mei 2025, Ini Penyebabnya. Foto: Freepik.

IDXChannel - Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) memproyeksi terjadinya deflasi pada Mei 2025 secara Month to Month (MtM) pada rentang -0,50-0,50 persen.

Adapun secara tahunan atau year on year (YoY) diproyeksi terjadi inflasi yang berada pada kisaran -0,50-1,20 persen.

"Pergerakan inflasi YoY dan MtM diprediksi akan lebih banyak dipengaruhi pergerakan harga bergejolak yang diperkirakan mengalami deflasi. Musim panen pada beberapa komoditas utama (volatile food) berpotensi menjadi faktor yang mendorong penurunan inflasi pada bulan Mei," tulis LPEM FEB UI dalam 'Seri Analisis Makroekonomi Inflasi Bulan Mei 2025', Selasa (6/5/2025).

Kembalinya tarif transportasi udara dan darat juga berpotensi menyumbang tren deflasi. 

Tingkat BI-7DRR yang tetap sebesar 5,75 persen pada April 2025 dilakukan untuk menjaga agar inflasi tetap terkendali. Namun, kenaikan tarif PDAM dan berakhirnya diskon tarif listrik yang akan diberlakukan pemerintah diharapkan dapat meredam potensi deflasi pada Mei 2025.

Adapun tren deflasi pada 2025 terjadi dua kali yaitu pada Januari sebesar 0,76 persen secara month to month (mtm) dan Februari sebesar 0,48 persen (mtm).

Menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS), komoditas utama penyebab deflasi pada Januari dan Februari yaitu terutama karena adanya diskon tarif listrik.

(NIA DEVIYANA)

SHARE