Devisa dari Pekerja Migran RI di Singapura Capai Rp9 Triliun pada 2022
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Singapura memperingati Hari Migran Internasional.
IDXChannel - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Singapura memperingati Hari Migran Internasional pekan ini dengan menyelenggarakan pertemuan dengan pekerja migran Indonesia (PMI). Pemerintah mengapresiasi kontribusi PMI kepada perekonomian Indonesia.
Dalam kegiatan tersebut, Duta Besar RI Singapura Suryo Pratomo menyapa lebih dari 300 PMI yang hadir. Dalam sambutannya, dia menyampaikan bahwa kontribusi pekerja migran terhadap perekonomian Singapura juga cukup signifikan.
Berkat kehadiran rekan pekerja rumah tangga domestik, perempuan Singapura dapat bekerja dan menyumbang sekitar USD2.6 miliar atau Rp40 triliun ke perekonomian Singapura. Di Indonesia, data remitansi sumbangan devisa PMI Singapura ke Indonesia pada 2022 mencapai USD607 juta atau sekitar Rp9 triliun.
"Dubes mengimbau kepada PMI yang hadir untuk senantiasa menjaga kesehatan, mengisi hari libur dengan kegiatan yang bermanfaat, menghormati dan menaati peraturan Singapura, dan terus menjaga nama baik Indonesia," kata pihak KBRI dalam siaran persnya, Rabu (20/12/2023).
Dalam acara tersebut, Kepolisian Singapura (SPF) memberikan penyuluhan waspada penipuan (scam alert) kepada PMI agar selalu waspada dan memeriksa dengan baik SMS atau pesan yang diterima melalui aplikasi WhatsApp yang dapat mengarah kepada penipuan, hal ini termasuk kepada penipuan donasi ke kelompok terorisme. SPF juga menyampaikan agar PMI menjaga ketertiban umum dan memperhatikan peraturan Public Order Act (PoA) di Singapura.
Dengan estimasi sekitar 140 ribu PMI, Singapura menjadi salah satu negara penerima PMI terbesar. Jumlah ini didominasi pekerja rumah tangga (domestic worker).
KBRI Singapura saat ini tengah mendorong diversifikasi pengiriman tenaga kerja dengan mengirimkan pekerja terampil ke Singapura. Sejak Juni 2023, didukung oleh Kementerian Ketenagakerjaan RI, sebanyak 60 perawat lulusan D3 dan S1 telah bekerja di sejumlah RS milik Pemerintah Singapura.
Diharapkan, jumlah ini akan terus bertambah seiring dengan bertambahnya kebutuhan Singapura terhadap tenaga kerja terampil, terutama di sektor kesehatan. (WHY)