ECONOMICS

Di G20 Bali Ketua OJK Bicara Soal Taksonomi Hijau, Apa Itu? 

Dian Kusumo 11/11/2022 12:26 WIB

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mendorong seluruh industri jasa keuangan untuk fokus pada pembangunan yang berkelanjutan.

Di G20 Bali Ketua OJK Bicara Soal Taksonomi Hijau, Apa Itu? . (Foto : MNC Media)

IDXChannel – Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mendorong seluruh industri jasa keuangan untuk fokus pada pembangunan yang berkelanjutan. Apalagi saat ini dunia tengah menghadapi berbagai tantangan baik dari sektor ekonomi maupun sektor keamanan. 

Menurutnya, tantangan yang tengah dihadapi oleh dunia bukan hanya krisis perubahan iklim saja melainkan krisis ekonomi yang telah menyebabkan deindustrialisasi. Selain itu terkait ketegangan geopolitik Kawasan yang juga harus menjadi perhatian semua pihak. 

“Ini merupakan tantangan yang berat bagi seluruh negara di dunia. Oleh sebab itu Indonesia perlu memperbarui kepentingan nasional dengan perkembangan dunia saat ini dengan fokus mengedepankan Net Zero Emission,” ujar Mahendra dalam Pembukaan Puncak 

Acara G20, Indonesia Net Zero Summit 2022 : Decarbonization at All Cost, di Bali, Jumat (11/11/2022). Mahendra menyatakan, sebagai salah satu orang yang bertanggung jawab akan industry keuangan, OJK terus berkomitmen untu mengimplementasikan sumber daya keuangan yang berkelanjutan. 

Dimana ekonomi berkelanjutan ini tidak hanya pada mitigasi dampak perubahan iklim, tetapi juga harus menyentuh seluruh sektor. Salah satunya adalah dengan menerapkan taksonomi hijau bagi seluruh industri keuangan Tanah Air. 

Taksonomi hijau adalah sebuah panduan aktivitas ekonomi hijau yang berisikan daftar klasifikasi aktivitas ekonomi yang mendukung upaya perlindungan lingkungan hidup serta mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. 

Taksonomi Hijau Indonesia ini juga nantinya akan digunakan sebagai acuan bagi penyusunan pemberian insentif dan disinsentif dari berbagai kementerian dan Lembaga. 

Selain itu, Taksonomi Hijau ini juga dapat memberikan pemahaman lebih baik dan memudahkan pelaku sektor jasa keuangan mengkasifikasikan aktivitas hijau dalam mengembangkan protofolio produk dan jasa keuangan. 

“Kami membuka kesempatan di setiap sektor [keuangan mengembangkan taksonomi hijau] dan modelnya harus terus dikembangkan. Ini yang harus kami revisi berdasarkan realitas baru yang terjadi,” ujar Mahendra. 

OJK sendiri sekarang masih menyusun skema Taksonomi Hijau Indonesia dan skema tersebut menjadi salah satu dari lima kebijakan yang menjadi prioritas OJK untuk sektor keuangan tahun 2022. Penyusunan Kerangka pengaturan bursa karbon juga sedang di akselerasi oleh OJK, Bursa Efek Indonesia, Kustodian Sentral Efek Indonesia, dan Kliring Penjaminan Efek Indonesia, dan pemerintah.


Dengan Taksonomi Hijau, diharapkan akan membantu proses pemantauan dalam penyaluran kredit/pembiayaan/investasi ke sektor hijau serta mencegah pelaporan aktivitas hijau yang tidak sesuai (greenwashing).

(DKH)

SHARE