Dianggap Ganggu Keamanan, Trump Pernah Ancam Terapkan Tarif Tinggi Mobil Impor
Departemen Perdagangan Amerika Serikat (AS) akhirnya mengungkap dokumen rahasia yang pernah dibuat pada erah pemerintahan Presiden Donald J Trump.
IDXChannel - Departemen Perdagangan Amerika Serikat (AS) akhirnya mengungkap dokumen rahasia yang pernah dibuat pada erah pemerintahan Presiden Donald J Trump. Dalam laporan itu, Trump curiga keberadaan mobil impor akan menyebabkan bencana pada keamanan nasional AS.
Dilansir Reuters, Rabu (7/7/2021), Trump akhirnya mengancam para produsen mobil non-AS untuk menjatuhkan tarif tinggi terhadap produknya. Laporan ini sendiri diterbitkan pada 2019 lali, namun untungnya belum pernah diterapkan secara nyata.
Kemudian, pada Mei 2019, Trump menyatakan beberapa mobil impor yang tidak teridentifikasi menimbulkan risiko keamanan nasional. Dia menolak untuk merilis laporan tersebut ke Kongres atau publik, yang mendorong gugatan mencari pengungkapannya.
Senator Republik Pat Toomey, yang merancang undang-undang meminta rilis laporan itu, mengatakan dalam sebuah pernyataan, "sekilas menegaskan apa yang kami harapkan: Pembenaran untuk tarif ini sangat tidak berdasar sehingga bahkan penulisnya terlalu malu untuk membiarkannya melihat cahaya di hari yang baru."
Trump mengancam tetapi tidak pernah mengenakan tarif hingga 25% pada mobil impor atau suku cadang mobil. Produsen mobil mengatakan tarif itu akan mengakibatkan hilangnya ratusan ribu pekerjaan, menaikkan harga dan mengancam pengeluaran industri untuk mobil self-driving.
Laporan setebal 116 halaman itu mengatakan penelitian dan pengeluaran oleh produsen mobil milik asing terbesar mencerminkan subsidi de facto di pasar dalam negeri mereka, mengutip Volkswagen AG dan Toyota Motor Corp.
"Penetrasi impor yang signifikan selama tiga dekade terakhir telah sangat melemahkan industri otomotif AS," kata laporan itu.
"Ini membahayakan kepemimpinan militer AS dan kemampuannya untuk memenuhi persyaratan pertahanan Amerika," lanjut laporan itu.
Produsen milik Amerika adalah General Motors, Ford Motor Co, dan Tesla Inc, kata laporan itu. Itu tidak termasuk Chrysler yang merupakan bagian dari Stellantis NV.
Rilis ini adalah langkah berbeda yang dilakukan dalam pemerintahan Presiden Joe Biden atas beberapa keputusan era Trump. Politikus Partai Demokrat ini memilih mengambil pendekatan yang lebih luna dengan beberapa mitra dagang AS. (TYO)