Dibayangi Ketidakpastian Tarif, Laba Perusahaan AS Anjlok di Kuartal I-2025
Laba perusahaan AS turun tajam pada kuartal pertama 2025 dan dapat terus tertekan sepanjang tahun ini.
IDXChannel - Laba perusahaan Amerika Serikat (AS) turun tajam pada kuartal pertama 2025 dan dapat terus tertekan sepanjang tahun ini akibat meningkatnya biaya dari tarif impor yang mengancam ekspansi ekonomi.
Laba dari produksi saat ini, dengan penyesuaian valuasi inventaris dan konsumsi modal, turun sebanyak USD118,1 miliar pada kuartal I-2025, menurut pernyataan Biro Analisis Ekonomi (BEA) Departemen Perdagangan AS dilansir MarketScreener, Jumat (30/5/2025).
Sebelumnya, laba melonjak sebesar USD204,7 miliar pada kuartal IV-2024.
Kebijakan tarif impor yang luas dari Presiden Donald Trump memberikan risiko pada perekonomian, menurunkan sentimen bisnis dan konsumen, serta memicu volatilitas yang belum pernah terjadi sebelumnya di pasar keuangan.
Meskipun pengadilan perdagangan AS memblokir sebagian besar tarif Trump agar tidak diberlakukan, hal tersebut justru menambah lapisan ketidakpastian baru terhadap perekonomian.
Lingkungan yang semakin tidak pasti juga tercermin dalam risalah pertemuan Federal Reserve pada 6–7 Mei yang diterbitkan Rabu, yang mencatat bahwa para peserta menilai bahwa risiko penurunan terhadap lapangan kerja dan aktivitas ekonomi serta risiko kenaikan inflasi telah meningkat, terutama karena potensi dampak dari kenaikan tarif.
Perusahaan dari berbagai sektor—mulai dari maskapai penerbangan, ritel, hingga produsen kendaraan bermotor, menahan untuk tidak memberikan panduan keuangan di 2025, dengan alasan ketidakpastian yang disebabkan oleh tarif yang sering berubah-ubah.
Pada kuartal lalu, bisnis melakukan impor dalam jumlah besar lebih awal dan rumah tangga melakukan pembelian barang secara antisipatif untuk menghindari biaya yang lebih tinggi, sehingga sulit untuk mendapatkan gambaran jelas tentang kondisi ekonomi.
Lonjakan impor ini menyebabkan produk domestik bruto (PDB) turun dengan laju tahunan yang direvisi naik menjadi 0,2 persen pada kuartal Januari–Maret, kata BEA dalam estimasi kedua PDB.
Sebelumnya, ekonomi diperkirakan menyusut pada laju 0,3 persen. Pada kuartal keempat, ekonomi tumbuh dengan laju 2,4 persen.
Jika diukur dari sisi pendapatan, ekonomi juga menyusut pada laju 0,2 persen di kuartal pertama. Adapun pendapatan domestik bruto (GDI) tumbuh dengan laju 5,2 persen pada kuartal Oktober–Desember 2024.
Rata-rata antara PDB dan GDI, yang juga disebut sebagai output domestik bruto dan dianggap sebagai ukuran aktivitas ekonomi yang lebih baik, menyusut dengan laju 0,2 persen. Output domestik bruto tumbuh dengan laju 3,8 persen pada kuartal keempat.
(NIA DEVIYANA)