Diplomasi Matahari Terbenam di Atas Phinisi Ala Jokowi yang Pikat Delegasi KTT ASEAN
Diplomasi matahari terbenam di atas kapal Phinisi ala Jokowi mampu memikat delegasi KTT ASEAN 2023 terhadap Labuan Bajo.
IDXChannel - Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-42 di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur memang sudah usai. Namun, perhelatan internasional yang digelar pada 9 hingga 11 Mei 2023 menyisakan kenangan.
Salah satunya terkait diplomasi matahari terbenam di atas kapal Phinisi ala Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk pada delegasi KTT ASEAN 2023 kali ini.
Presiden Jokowi mengajak para pemimpin negara ASEAN menikmati keindahan Labuan Bajo pada Rabu, 10 Mei 2023 menggunakan kapal Phinis. Kapal berwarna putih yang memiliki nama Ayana Lako Di’a atau dalam bahasa masyarakat Manggarai, suku asli di Labuan Bajo, berarti “semoga selamat di perjalanan”.
Dikutip dari laman resmi Kemenkopmk.go.id, Sabtu (13/5/2023), kapal berukuran panjang 54 meter dan mulai dioperasikan oleh Ayana Komodo Resort pada Mei 2019. Kapal ini telah bersandar sejak hari pertama pelaksanaan KTT ASEAN di dermaga Marina Waterfront Labuan Bajo, yang diresmikan Jokowi pada 22 Juli 2022 lalu.
Pada hari pertama, pada pemimpin negara ASEAN yang tiba di Labuan Bajo, langsung diajak menikmati suasana laut pesisir Kota Labuan Bajo di sore hari sambil menyaksikan matahari terbenam. Inilah bentuk kejutan yang disiapkan oleh Jokowi untuk menghormati para pemimpin kawasan.
“Inilah momentum yang sangat baik kita adakan KTT ke-42 ASEAN 2023 di Labuan Bajo untuk me-marketing-i (mempromosikan) Labuan Bajo. Supaya semua tahu di Indonesia ada yang namanya Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur,” kata Jokowi dalam keterangannya usai mendarat di Bandar Udara Komodo, Minggu (7/5/2023).
Para kepala negara ASEAN pun langsung menuju mobil beriringan dipimpin mobil yang ditumpangi Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo bertolak ke dermaga Marina untuk menaiki Ayana Lako Di’a. Tepat pukul 16.51 WITA, iring-iringan pun tiba di lokasi bersandarnya Phinisi.
Jokowi dan istri pun mengajak para pemimpin ASEAN untuk segera naik ke Phinisi. Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah bersama putranya, Pangeran ‘Abdul Mateen. Mengikuti di belakang. Secara bergantian satu per satu pemimpin ASEAN naik ke bagian geladak kapal tersebut
“Presiden dan Ibu Negara menempati dua kursi yang sengaja diletakkan terpisah, sedikit ke tengah dari susunan lingkaran tadi, tepat bersinggungan dengan tiang layar utama kapal,” tulis keterangan itu.
Searah jarum jam, para kepala negara duduk dan saling bercengkrama selama satu jam di kursi berjumlah 17 itu dengan warna coklat muda dialasi jok empuk berbahan chiffon abu-abu halus mengitari meja. Kursi dan meja sengaja ditempatkan di bagian geladak kapal pinisi yang berlantai kayu jati coklat serta dilengkapi pagar besi pengaman yang mengitari geladak.
Duduk melingkar mulai dari Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim bersama istri Wan Azizah Wan Ismail, Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. didampingi istri Louise Araneta Marcos, PM Singapura Lee Hsien Loong dan Ho Ching, serta PM Timor Leste Taur Matan Ruak bersama pendamping. Selanjutnya, Deputi PM sekaligus Menteri Luar Negeri Thailand Don Don Pramudwinai.
Kemudian di sebelahnya duduk PM Laos Sonexay Siphandone bersama Vandara Siphandone, PM Vietnam Pham Minh Chinh, dan PM Kamboja Hun Sen yang tepat bersebelahan dengan Presiden Joko Widodo melengkapi konfigurasi lingkaran.
Pemimpin ASEAN Jatuh Cinta Keindahan Labuan Bajo
Para pemimpin ASEAN tampak antusias dan sumringah karena bisa melepas penat setelah seharian melakukan pertemuan diplomatik. Dikutip dari keterangan resmi Biro Pers dan Media Setpres, Presiden Filipina, Ferdinand R. Marcos Jr., misalnya, mengaku bahwa kegiatan ini merupakan ide yang sangat baik untuk menjernihkan kembali pikiran selepas seharian bekerja.
“Seperti yang dijanjikan oleh Presiden Widodo adalah kita datang ke kapal dan kita tidak terlalu memikirkan ekonomi dan masalah, keamanan, dan itu benar sekali, itu ide yang sangat bagus untuk menjernihkan pikiran Anda jadi kembali ke bekerja dan menyegarkan,” kata Presiden Filipina.
“Dan romantis!” tambah Ibu Louise Aranetta-Marcos yang berada di sampingnya.
“Indah, pemandangannya indah, jadi kami sangat khawatir karena ketika saatnya tiba bagi kami untuk menjadi tuan rumah ASEAN, kami harus melakukan yang lebih baik dari ini. Indonesia menetapkan standar sangat tinggi, kita harus bersaing,” tambah Presiden Marcos.
Perdana Menteri (PM) Singapura, Lee Hsien Loong, juga tampak menikmati perjalanan di atas kapal pinisi tersebut. Dia sangat senang akan melihat matahari terbenam.
“Oh rasanya sangat menyenangkan, sejauh ini sangat tenang, sangat mulus, kami menantikan untuk melihat matahari terbenam. Saya sangat senang kita bisa melihat matahari, saya pikir itu cukup spektakuler,” ujar PM Lee.
PM Lee menuturkan bahwa ini merupakan kali pertamanya mengunjungi NTT. Menurutnya, ia telah melihat foto keindahan NTT, tapi ketika melihatnya secara langsung ternyata lebih baik.
Dia pun mengaku akan kembali mengunjungi NTT di masa depan untuk menyelam maupun melihat komodo. “Saya pikir akan ada banyak turis yang ingin datang juga, terutama dengan hotel-hotel baru yang akan datang,” ucapnya.
Tidak hanya PM Lee yang menikmati perjalanan hingga berencana untuk datang kembali ke Labuan Bajo, Pangeran Abdul Mateen dari Brunei Darussalam yang juga turut dalam kapal tersebut juga mengaku sangat menikmati perjalanan dengan kapal Lako Di’a tersebut.
“Kami senang dan ini pertama kalinya kami di Labuan Bajo jadi kami senang berada di kapal ini melihat sisi berbeda dari KTT ASEAN. Ya sangat bagus, sangat santai terutama setelah pertemuan hari yang panjang,” ujar Pangeran Abdul Mateen.
“Saya tahu Bali sangat terkenal, tetapi Labuan Bajo tidak setenar Bali. Saya pikir KTT ASEAN ini akan menarik lebih banyak orang untuk datang,” ujarnya.
(FRI)