Ditopang Pembiayaan Energi Terbarukan, Laba IIF Melonjak 34 Persen hingga Triwulan III-2025
total akumulasi persentase atas pembiayaan dan konsultasi yang disalurkan pada tiga sektor terbesar tersebut mencapai 55 persen terhadap total pinjaman yang tel
IDXChannel - PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) meraup laba sebelum pajak sebesar Rp175 miliar dalam periode sepanjang sembilan bulan pertama 2025.
Capaian tersebut terhitung tumbuh hingga 34 persen bila dibanding realisasi laba sebelum pajak Perseroan pada periode sama di 2024 lalu.
"IIF aktif menyediakan jasa pembiayaan dan konsultasi di berbagai sektor infrastruktur, dengan tiga sektor terbesar yang dibiayai hingga saat ini, yaitu energi terbarukan, infrastruktur digital, dan fasilitas pengolahan air," ujar Presiden Direktur & CEO IIF, Rizki Pribadi Hasan, dalam keterangan resminya, Jumat (31/10/2025).
Menurut Rizki, total akumulasi persentase atas pembiayaan dan konsultasi yang disalurkan pada tiga sektor terbesar tersebut mencapai 55 persen terhadap total pinjaman yang telah dikucurkan.
Di luar sektor-sektor dominan tersebut, masih ada lagi sejumlah proyek pembangunan infrastruktur lain yang dibiayai, seperti pembangunan jalan tol, bandara, rumah sakit, dan pelabuhan.
Rizki menjelaskan, pihaknya juga aktif meningkatkan pendanaan melalui pasar pinjaman bank dan pasar modal.
Saat ini IIF sedang memproses penerbitan obligasi sebesar Rp1,5 triliun guna mendukung operasional perusahaan sekaligus meningkatkan partisipasi investor pasar modal, baik individu maupun institusi, dalam pembiayaan pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan.
Hingga September 2025, IIF mencatat Laba Bersih sebesar Rp124 miliar, meningkat sebesar 28 persen secara tahunan (year on year/YoY). Peningkatan didorong oleh pertumbuhan pendapatan bunga sebesar 11 persen (YoY) menjadi Rp987 miliar, serta penurunan beban bunga sebesar sembilan persen (YoY) menjadi Rp558 miliar.
"Total aset tumbuh sekitar tujuh persen (YoY) menjadi Rp14,6 triliun, sejalan dengan kondisi pasar, sementara aset produktif meningkat sebesar tiga persen (YoY) menjadi Rp13 triliun," ujar Rizki.
Rizki menjelaskan bahwa dengan marjin laba bersih yang sehat sebesar 12 persen dan Rasio Kecukupan Modal di atas 40 persen, serta implementasi prinsip sosial dan lingkungan berbasis internasional, IIF berada pada posisi untuk lebih memperluas bisnis dengan menawarkan solusi keuangan kreatif kepada klien untuk proyek infrastruktur mereka melalui pinjaman senior dan junior, sindikasi pinjaman, take-out financing, credit enhancement, konsultasi ESG, dan jenis pembiayaan dan jasa konsultasi lainnya.
IIF dinilai sebagai perusahaan dengan peringkat domestik AAA oleh lembaga pemeringkat lokal dan internasional, serta baru-baru ini menerima dua penghargaan dari media internasional, CorporateTreasurer, sebagai Best ESG Service Provider dan Most Innovative Treasury Initiatives.
(taufan sukma)
 
                                 
                                