Divestasi Properti, HERO Balik Untung Rp131,92 Miliar di Semester I-2023
PT Hero Supermarket Tbk (HERO) berhasil membalik kerugian menjadi laba pada periode yang sama tahun 2023.
IDXChannel - PT Hero Supermarket Tbk (HERO) berhasil membalik kerugian menjadi laba pada periode yang sama tahun 2023.
Perseroan membukukan laba Rp131,92 miliar, berbalik dari semester pertama tahun lalu yang merugi sebesar Rp113,77 miliar.
Presiden Direktur HERO, Patrik Lindvall ME bahwa raihan laba di semester pertama tahun ini utamanya didorong oleh hasil divestasi properti perseroan.
Patrik mengatakan, divestasi tiga properti pada semester pertama tahun ini dilakukan untuk lebih meningkatkan posisi keuangan HERO.
“Perseroan terus aktif mendiskusikan divestasi sisa properti yang tidak digunakan dengan pihak ketiga,” kata Patrik dalam keterangan resminya dikutip Sabtu (2/9/2023).
Adapun, pendapatan bersih perseroan tercatat naik hingga akhir Juni 2023 lalu menjadi sebesar Rp2,51 triliun, dari sebelumnya sebesar Rp2,14 triliun.
Dalam hal ini, Guardian Health & Beauty membukukan pemulihan yang kuat baik dalam pendapatan maupun profitabilitas.
Namun, IKEA mengalami pemulihan yang lebih lambat, dengan momentum yang membaik pada kuartal kedua tahun ini.
Patrik mengungkapkan, Guardian Health & Beauty terus mengalami pemulihan yang solid setelah pandemi COVID-19.
Toko-toko yang berlokasi di mal dan area wisata terus memberikan keuntungan dari pertumbuhan jumlah kunjungan pelanggan yang terus meningkat.
Secara keseluruhan, kata Patrik, penjualan like-for-like meningkat lebih dari 30% di semester pertama 2023.
Di samping itu, profitabilitas mengalami peningkatan hampir dua kali lipat pada semester pertama dibandingkan periode yang sama tahun lalu, hal ini didorong oleh pertumbuhan penjualan dan operating leverage yang solid.
“Guardian terus memperkuat proposisi nilainya, mengoptimalkan rangkaian produknya, dan mengembangkan omnichannel untuk meningkatkan aksesibilitas bagi pelanggannya,” ujar Patrik.
Di sisi lain, IKEA membukukan penjualan yang meningkat pada semester pertama terutama karena pembukaan toko-toko baru pada tahun sebelumnya.
Namun, penjualan like-for-like IKEA dipengaruhi oleh berkurangnya rata-rata pembelanjaan pelanggan dikarenakan adanya penurunan permintaan terhadap produk dengan masa pakai yang lama (durable goods), dimana adanya perubahan fokus belanja pelanggan pada liburan dan rekreasi.
Ke depan, Patrik meyakini masih terdapat variabilitas dalam pola permintaan di seluruh unit bisnis perseroan.
Ia menyebut bahwa pemulihan bisnis Health & Beauty diperkirakan akan terus berlanjut, namun pemulihan bisnis perabotan rumah akan berfluktuasi.
Untuk itu, perseroan tetap berhati-hati dan akan terus memantau dampak tekanan inflasi dan perubahan sentimen konsumen.
“Serta tetap berkomitmen untuk berinvestasi pada bisnis-bisnis utamanya dan membangun pondasi untuk menghasilkan pertumbuhan yang solid dan berkelanjutan dalam jangka menengah dan panjang,” pungkas Patrik.
(SLF)