Dorong Hilirisasi, MenkopUKM Minta Rempah-Rempah Jangan Dijual Mentah
Kementerian Koperasi dan UKM mendorong hilirisasi rempah-rempah sehingga komoditas tersebut tak seharusnya dijual dalam bentuk barang mentah.
IDXChannel - Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) mendorong hilirisasi rempah-rempah. Hal ini selaras dengan upaya pemerintah mendorong hilirisasi atas kekayaan alam bangsa Indonesia mulai dari tambang hingga pertanian.
Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki mengatakan, Indonesia kini tengah mendorong hilirisasi sehingga hasil pertanian, termasuk rempah-rempah sebaiknya tak dijual atau diekspor dalam bentuk bahan mentah.
"Rempah-rempah juga harus kita olah, harus kita hilirisasi, supaya kita mendapat nilai tambah ekonomi dari sumber daya kita, termasuk juga di dalamnya bisa menciptakan lapangan kerja," kata Teten lewat keterangan resmi, Minggu (13/10/2024).
Pernyataan tersebut disampaikan Teten dalam Diskusi dan Temu Bisnis Penguatan Ekonomi Berbasis Rempah Menuju Kejayaan Nusantara (Rantai Pasok, Rantai Nilai, dan Perlogistikan Rempah) di Kota Bogor yang digelar Sabtu (12/10/2024).
MenkopUKM mengungkapkan kebijakan hilirisasi pada hasil-hasil bumi, termasuk rempah, dapat membuka keran peluang pertumbuhan ekonomi bangsa secara lebih masif. Jika komoditas rempah hanya mengandalkan ekspor mentah, maka upaya Indonesia menjadi negara maju di 2045 menjadi angan-angan belaka.
“Untuk mencapai minimum pendapatan per kapita USD13.200 sebagai negara maju, Indonesia harus membangun industri yang berkelanjutan, yang mengolah bahan baku yang ada di Indonesia. Hari ini, Indonesia baru mencapai USD5.000 per kapita,” katanya.
Mantan aktivis antikorupsi itu menilai, hilirisasi rempah bukan hal yang sulit karena teknologinya sudah ada. Dia menyebut, hilirisasi di industri rempah bisa masuk ke berbagai ekosistem atau rantai pasok mulai dari industri bumbu, farmasi, makanan-minuman, hingga industri kecantikan.
"Kita sudah membangun pabrik-pabrik kecil, lalu mengolah sumber daya yang kita miliki menjadi produk setengah jadi atau jadi," ujarnya.
(Rahmat Fiansyah)