ECONOMICS

Dorong Produk Potensial Go International, Pemprov Sumbar Gandeng LPEI

Taufan Sukma/IDX Channel 05/12/2023 08:53 WIB

Kesepakatan tersebut diwujudkan melalui penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) yang dilakukan oleh kedua pihak.

Dorong Produk Potensial Go International, Pemprov Sumbar Gandeng LPEI (foto: MNC Media)

IDXChannel - Keragaman budaya dan suku bangsa di Indonesia menjadi potensi besar yang bisa dimanfaatkan sebagai kekuatan produk lokal menembus pasar ekspor.

Tak terkecuali beragam potensi yang dimiliki oleh Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), misalnya ragam produk kuliner seperti rendang, serta berbagai kerajinan, fashion, hingga rempah rempah, memberikan berbagai peluang bagi pelaku usaha Sumbar untuk mulai berorientasi ekspor.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor Sumbar mencapai USD193,53 juta pada Oktober 2023. Produk unggulan ekspor meliputi Crude Palm Oil (CPO), produk kimia, dan karet.

Untuk daerah tujuan, Pakistan tetap menjadi yang utama hingga triwulan II-2023, dengan pangsa sebesar 34,53 persen, diikuti oleh India dan Bangladesh dengan masing-masing 31,8 persen dan 9,71 persen.

Dalam upaya mendorong pertumbuhan ekspor lebih besar di Sumbar, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/Indonesia Eximbank dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumbar sepakat berkolaborasi dalam pengembangan kapasitas Industri Kecil dan Menengah (IKM), Koperasi, BUMDesa, BUMDESMA, serta Usaha Kecil dan Menengah (UKM) berorientasi ekspor.

Kesepakatan tersebut diwujudkan melalui penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) yang dilakukan oleh kedua pihak.

"Saya berharap implementasi MoU ini dapat berjalan dengan cepat karena kerja sama ini akan meningkatkan ekspor produk Sumbar ke mancanegara, sehingga akan memberikan penguatan pada perekonomian di daerah," ujar Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah.

Di lain pihak, Kementerian Keuangan (Kemenkeu), melalui Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pembendaharaan Provinsi Sumbar, Syukriah HG, juga menegaskan komitmen mendukung pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.

Menurut Syukriah, penandatanganan MoU antara LPEI dan Pemprov Sumbar lebih diarahkan kepada pemberdayaan UMKM yang dinilai telah siap ekspor.

"Mimpi kita bersama menjadikan tidak hanya satu nagari (desa) devisa di Sumbar, namun banyak nagari (desa) menjadi kota dan kabupaten devisa di Sumbar. Insya Allah bisa," ujar Syukriah.

Sementara, Direktur Pelaksana Hubungan Kelembagaan LPEI, Chesna F. Anwar, menjelaskan potensi besar Sumbar untuk pasar ekspor. Salah satunya adalah rendang yang telah diakui menjadi salah satu makanan terlezat di dunia.

Contohnya, di Bulgaria terdapat satellite kitchen yang memiliki kebutuhan memproduksi 30 ton rendang per bulan untuk didistribusikan ke berbagai negara di Eropa.

Untuk itu, LPEI akan memberikan pendampingan kepada pelaku ekspor di Sumbar lewat Coaching Program for New Exporters (CPNE), Program Desa Devisa untuk pengembangan ekspor dan pendapatan devisa yang berkelanjutan melalui komoditas unggulandesa, dan Marketing Handholding untuk membuka pasar ekspor bagi pelaku usaha di Provinsi Sumatera Barat.

"Tentu, pendampingan kepada pelaku usaha berorientasi ekspor di Sumatera Barat tidak dapat LPEI lakukan sendiri. Diperlukan kolaborasi yang apik semua pihak untuk dapat membangun fondasi program-program pengembangan ekspor untuk menjadikan Desa Devisa yang ada di Sumbar dapat merebak dan sukses mengangkat ekonomi masyarakat," tegas Syukriah. (TSA)

SHARE